MUI Sepakat Cegah Agama Dipakai untuk Kepentingan Pribadi dan Kelompok

17 Juli 2019 16:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Komisi Dakwah MUI Cholil Nafis. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Komisi Dakwah MUI Cholil Nafis. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan kesepakatan setelah mengamati dinamika umat Islam selepas Pilpres 2019. Salah satu poin kesepakatan yang dirumuskan dalam seminar Milad Dewan Masjid Indonesia adalah soal kaitan agama dan politik.
ADVERTISEMENT
Ketua Komisi Dakwah MUI Cholil Nafis mengatakan, kesepakatan itu diambil karena ulama melihat ada keterbelahan umat Islam akibat kontestasi politik itu. MUI merasa perlu ada tindakan untuk kembali mempersatukan umat.
"Mencegah narasi-narasi yang menggunakan label keagamaan yang sesungguhnya hanya untuk kepentingan pribadi atau golongan," kata Cholil Nafis dalam keterangan tertulisnya, Rabu (17/7).
Suasana Milad Dewan Masjid Indonesia (DMI) ke 47 di Hotel Sahid Jaya. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
Cholil Nafis juga menyatakan, ulama bersepakat perlu memberikan pendidikan politik kepada umat. Saat ini, umat dianggap perlu pendewasaan dan pencerahan agar kualitas politik dan demokrasi di Indonesia semakin baik.
Seminar itu turut menyepakati agar ulama berperan dalam memerangi penyebaran berita bohong. Sebaliknya, para pendakwah diharapkan menyebarkan nilai-nilai kedamaian Islam.
"Menyebarluaskan nilai-nilai Islam Ahlussunnah Wal Jamaah yang Wasathiyah dan Rahmatan lil Alamin," ujar Cholil Nafis.
ADVERTISEMENT
Seminar ini diisi oleh Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj, Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir, dan ahli tafsir Quraish Shihab. Wakil Presiden Jusuf Kalla dan calon wakil presiden terpilih Ma'ruf Amin turut menjadi pembicara dalam acara ini.