Muncul Kubah Lava Baru, Merapi Masih Normal

20 Agustus 2018 17:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantor Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) di Jalan Kaliurang Km 22, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (20/8/2018). (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kantor Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) di Jalan Kaliurang Km 22, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (20/8/2018). (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
ADVERTISEMENT
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyatakan ada lava baru yang muncul akibat aktivitas erupsi magmatik Gunung Merapi. Meski begitu, kondisi ini dinilai masih normal dan belum menunjukkan tanda adanya erupsi besar.
ADVERTISEMENT
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), Akhmadi mengatakan, hingga saat ini tidak ada fenomena kera ke permukiman warga, sebagai tanda Merapi akan erupsi.
"Kalau sampai saat ini belum ada. Kondisi belum ada perbedaan. Semua belum ada indikasi mencolok berubah atau enggak. Kita tetap memantau, cuma rillnya juga enggak ada indikasi lain untuk satwa," kata Akhmadi kepada wartawan, Senin (20/8).
Adanya kera ekor panjang yang turun gunung belum bisa dikatakan bagian dari indikasi erupsi besar. Sebab, bisa saja, kera itu turun untuk mencari makan. Hal itu juga berlaku untuk satwa endemik lainnya seperti lutung hitam, kijang, dan elang jawa.
"Indikasi itu lutung hitam, terus kijang kalau turun biasanya kemungkinan bisa jadi indikasi (erupsi). Tapi enggak 100 persen karena harus ada penyebabnya dulu apakah karena terusik atau makanan," tutur Akhmadi.
Ilustrasi Gunung Merapi (Foto: Kelik Wahyu/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gunung Merapi (Foto: Kelik Wahyu/kumparan)
Di sisi lain, Balai TNGM selama ini rutin melakukan patroli dan pantauan di tujuh resort yang tersebar di Kabupaten Sleman, dan tiga Kabupaten di Jawa Tengah yaitu Boyolali, Klaten, dan Magelang. Selain itu pihaknya juga menggandeng masyarakat untuk pemantauan kondisi di lapangan.
ADVERTISEMENT
"Kalau kamera CCTV kita enggak ada. Patroli rutin sama kelompok masyarakat, kita libatkan sebagai mitra kita. Di lapangan setiap hari masyarakat ke kawasan, dia (masyarakat) melaporkan kalau ada hal-hal mencurigakan. Sampai saat ini belum ada laporan (mencurigakan)," jelasnya.
Sementara, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Joko Supriyanto mengimbau kepada masyarakat yang berada di lereng Merapi agar tidak panik dan tetap waspada terakit kemunculan kubah lava baru di kawah Gunung Merapi.
"Masyarakat diimbau bijak bersikap terhadap kondisi terkini Merapi. Masyarakat agar selalu menjaga kewaspadaan dalam beraktivitas," ujurnya.
Saat ini kawasan steril adalah radius 3 Km dari puncak Gunung Merapi. Masyarakat pun diminta untuk mematuhi imbauan tersebut dan tidak mencoba-coba melakukan pelanggaran.
ADVERTISEMENT
"Kondisi di lapangan terus kami pantau. Masyarakat jangan menyepelekan," pungkasnya.
Sebelumnya, pada Sabtu (18/8), Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida menjelaskan bahwa berdasarkan pantauan pada 1 Agustus lalu telah terjadi guguran skala sedang di Pos Babadan. Selanjutnya, gempa hembusan besar terjadi pada Sabtu (11/8) yang gemuruhnya terdengar oleh warga Deles, Klaten.
"Dari hasil foto survei drone menunjukkan adanya material baru yang muncul. Posisinya di tengah rekahan kubah lava paska tahun 2010. Tanggal 18 Agustus 2018 dilakukan pengecekan langsung dan dipastikan bahwa terdapat kubah lava baru," jelas Hanik.
Kubah lava baru ini memiliki dimensi panjang sekitar 55 Meter dan lebar sekitar 25 Meter serta setinggi 5 meter dari permukaan kubah 2010. Sementara status Merapi sampai saat ini masih di level II atau Waspada.
ADVERTISEMENT