Muslim Uighur Sumbang Korban Tsunami Selat Sunda USD 20 Ribu Lewat ACT

12 Januari 2019 17:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perwakilan masyarkat Uighur sumbang korban bencana Selat Sunda sebesar USD 20 ribu melalui ACT. (Foto: Adhim Mugni Mubaroq/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Perwakilan masyarkat Uighur sumbang korban bencana Selat Sunda sebesar USD 20 ribu melalui ACT. (Foto: Adhim Mugni Mubaroq/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ketua Majelis Nasional Turkistan Timur (Uighur), Seyit Tumturk, mewakili warga Uigahur di China menyerahkan sumbangan sebesar USD 50 ribu kepada korban tsunami Selat Sunda. Sumbangan itu diberikan melalui dua organisasi kemanusiaan, salah satunya diberikan melalui organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) sebesar USD 20 ribu.
ADVERTISEMENT
Secara simbolis sumbangan itu diberikan oleh Seyit kepada Senior Vice President ACT, Syuhelmaidi Syukur, di sela-sela acara diskusi 'Kesaksian dari Balik Penjara Uighur' di Jakarta. Seyit mengatakan, kedatangannya ke Indonesia untuk berterima kasih karena masyarakat Indonesia telah membantu Muslim Uighur, baik materi maupun moral atas penindasan yang mereka alami.
"Selain berterima kasih langsung, saya sampaikan belasungkawa, gempa dan tsunami di Indonesia. Meskipun sedikit, saya bersama masyarakat Turkistan Timur memberikan bantuan USD 50 ribu bagi yang mendapatkan musibah," ujar Seyit di Restoran Bebek Bengil, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (12/1).
Warga berjalan di sisa-sisa bangunan yang rusak diterjang tsunami Selat Sunda di Sumur, Pandeglang, Banten, Kamis (3/1).  (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Warga berjalan di sisa-sisa bangunan yang rusak diterjang tsunami Selat Sunda di Sumur, Pandeglang, Banten, Kamis (3/1). (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Sementara perwakilan ACT, Syuhelmaidi, mengapresiasi atas perhatian warga Uighur kepada Indonesia. Sebab, warga Uighur sendiri kini sedang mengalami penderitaan akibat dugaan penindasan oleh pemerintah China. Bantuan akan langsung disalurkan kepada korban tsunami Selat Sunda di Banten dan Lampung.
ADVERTISEMENT
"Di tengah-tengah penderitaan mereka, mereka masih memikirkan saudara kita yang terkena musibah di Lampung dan Banten. Semoga ini menjadi hubungan erat. " katanya.
Diskusi 'Kesaksian dari Balik Penjara Uighur' di Restoran Bebek Bengil, Menteng, Jakarta Pusa, Sabtu (12/1). (Foto: Adhim Mugni Mubaroq/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi 'Kesaksian dari Balik Penjara Uighur' di Restoran Bebek Bengil, Menteng, Jakarta Pusa, Sabtu (12/1). (Foto: Adhim Mugni Mubaroq/kumparan)
Lebih lanjut, kata dia, ACT sudah menyalurkan bantuan kepada Muslim Uighur yang berada dalam pengungsian di beberapa negara. "Kita sudah bertemu komunitas Muslim Uighur, membantu ke anak-anak mereka yang sekolah di Turki. Kita juga berencana mau ke China, tapi visanya sampai saat ini belum keluar," ujar Syuhelmaidi.
Syuhelmaidi menyebut akan berencana membuat kongres kemanusiaan Uighur di Indonesia. "Kita undang diaspora-diaspora Uighur, perwakilan advokasi dunia, kita berembuk apa yang bisa dibantu kepada masyarakat Uighur," ujarnya.
Warga penyintas gelombang tsunami memilih pakaian layak pakai di Way Muli, Rajabasa, Lampung Selatan, Rabu (2/1).  (Foto:  ANTARA FOTO/Wahyu Putro)
zoom-in-whitePerbesar
Warga penyintas gelombang tsunami memilih pakaian layak pakai di Way Muli, Rajabasa, Lampung Selatan, Rabu (2/1). (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro)
Tsunami Selat Sunda menerjang sebagian wilayah Banten dan Lampung pada 22 Desember 2018. Berdasarkan data BNPB, untuk wilayah Banten, bencana itu mengakibatkan 296 orang meninggal dunia, 3 orang hilang, dan 7.972 orang mengungsi. Sebanyak 1.071 rumah rusak berat dan rusak sedang, dan 457 rumah rusak ringan.
ADVERTISEMENT
Sementara korban tsunami di Lampung Selatan tercatat 120 orang meninggal dunia, 8.304 luka-luka, dan 6.999 orang mengungsi. Selain itu, tercatat pula ada 543 rumah rusak berat, 70 rumah rusak sedang dan 97 rumah rusak ringan.