Myanmar Akhirnya Beri Izin Tim PBB Masuk ke Rakhine

12 September 2018 18:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rohingya Tembus Kegelapan dan Sungai Berlumpur (Foto: Reuters/Hannah McKay )
zoom-in-whitePerbesar
Rohingya Tembus Kegelapan dan Sungai Berlumpur (Foto: Reuters/Hannah McKay )
ADVERTISEMENT
Tim Perserikatan Bangsa-Bangsa akhirnya diberi akses untuk masuk ke sebelah utara negara bagian Rakhine di Myanmar. Izin itu merupakan yang pertama sejak 700 ribu etnis Rohingya kabur dari Rakhine Agustus tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Izin diberikan sejak Jumat (7/9) lalu kepada dua badan PBB UNHCR dan UNDP. Namun, mereka baru tiba di Myanmar pada Rabu (12/9) ini.
Nantinya di Rakhine mereka akan memulai penyelidikan apa yang sebenarnya terjadi. Dalam laporan Dewan HAM PBB, mereka menyebut telah terjadi pembantaian terhadap etnis Rohingya di Rakhine.
Pengungsi Rohingya berebut bantuan di sebuah kamp di Cox's Bazar, Bangladesh. (Foto: REUTERS/Mohammad Ponir Hossain)
zoom-in-whitePerbesar
Pengungsi Rohingya berebut bantuan di sebuah kamp di Cox's Bazar, Bangladesh. (Foto: REUTERS/Mohammad Ponir Hossain)
"Tim sudah berada di lapangan dan akan segera melakukan penilaian pada hari pertama," sebut juru bicara UNHCR Aoife McDonnel seperti dikutip dari AFP, Rabu (12/9).
Ia menyebut hal pertama yang akan dilakukan tim PBB adalah membangun kepercayaan dari warga lokal.
Diperkirakan langkah awalan itu memakan waktu dua pekan. Sebab, ada 23 desa dan tiga dusun yang harus dikunjungi. Meski demikian, belum diketahui wilayah atau kelompok masyarakat mana saja yang akan dilawat oleh tim PBB.
ADVERTISEMENT
"Kami berharap, langkah awal dan kecil ini bisa memperluas akses kami ke tempat-tempat yang patut untuk dicakup," ucapnya.
PBB beberapa waktu lalu mengeluarkan laporan yang menyebut kekerasan oleh Tentara Myanmar menyebabkan 10 ribu orang tewas dan 700 ribu lainnya mengungsi.
Laporan Tim misi pencari fakta Dewan HAM PBB yang diketuai Marzuki Darusman asal Indonesia beberapa waktu lalu mengungkapkan dengan gamblang kekejian yang dialami Rohingya, dilakukan oleh tentara pemerintah Myanmar, bahkan sejak tahun 1960-an. Agustus tahun lalu adalah salah satu peristiwa terparah.
Salah satu desa Rohingya di Rakhine, Myanmar. (Foto: Dok. Burma Human Rights Network)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu desa Rohingya di Rakhine, Myanmar. (Foto: Dok. Burma Human Rights Network)
Dengan alasan memberantas separatisme dan terorisme kelompok bersenjata, militer Myanmar menggeruduk desa-desa Rohingya di Rakhine yang mereka sebut "operasi pembersihan". Operasi ini sejatinya adalah pembantaian manusia.
Rumah-rumah warga Rohingya dibakar, mereka dibunuh dengan cara keji, perkosaan massal, tidak pandang bulu, pria, wanita, atau bahkan anak-anak.
ADVERTISEMENT