NasDem Anggap Opsi Jokowi-Prabowo di Survei LIPI Sulit Terealisasi

20 Juli 2018 23:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, sedang menjawab pertanyaan wartawan. (Foto: Helmi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, sedang menjawab pertanyaan wartawan. (Foto: Helmi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebut Ketum Gerindra Prabowo Subianto menjadi kandidat terkuat cawapres Joko Widodo. Ketua Umum Partai NasDem menilai kans Jokowi maju bersama Prabowo dalam Pilpres 2019 seperti disebutkan LIPI akan berat untuk direalisasi.
ADVERTISEMENT
"Rasanya kalau menurut NasDem agak berat. Cuman LIPI saja paling yang bilang demikian. Ya enggak? Suruh riset kembalilah bagaimana yang sebaik-baiknya," kata Paloh di Gedung Akademi Bela Negara NasDem, Jakarta Selatan, Jumat (20/7).
Pusat Penelitian Politik LIPI merilis nama-nama pilihan cawapres untuk Joko Widodo. Survei dilakukan pada 26 April hingga 9 Mei 2018, memperlihatkan tiga nama tertinggi cawapres Jokowi yaitu, Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Gatot Nurmantyo.
Survei memperlihatkan 12,7 persen respondens memilih Prabowo sebagai cawapres pendamping Jokowi. Anies Baswedan dipilih sebagai cawapres Jokowi dengan 11 persen, Gatot Nurmantyo di posisi ketiga dengan presentasi 10,2 persen. Survei diambil berdasarkan pendapat 2.100 responden dengan margin of error sebesar 2,14 persen.
Jokowi dan Prabowo (Foto: Bay Ismoyo/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Prabowo (Foto: Bay Ismoyo/AFP)
ADVERTISEMENT
Paloh juga berkomentar terkait Partai NasDem yang elektabilitasnya berada di bawah 5 persen di Pilpres 2019. NasDem pun mempertanyakan tingkat akurasi LIPI dalam melakukan surveinya.
Selain NasDem, ada partai lain yang elektabilitasnya menurut survei LIPI berada di urutan bawah antara lain Demokrat, PKS, Perindo, PAN, Partai NasDem, Partai Hanura, PBB, Partai Garuda, PSI, dan Partai Berkarya.
"Dan pada LIPI kita ucapkan juga jangan-jangan LIPI berpikir yang paling benar 100 persen itu LIPI sendiri itu. Yang enggak disurvei itu LIPI bagaimana akurasi LIPI berapa persen akurasinya? Saya anggap mudah mudahan bisa dipertanggungjawabkan. Sejarah mencatat itu," kata Paloh.