NasDem: Jangan Sampai Ada Isu Tak Salati Jenazah di Pilpres 2019

11 Agustus 2018 11:48 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pendaftaran Jokowi dan Ma'ruf Amin sebagai capres-cawapres 2019 di kantor KPU, Jakarta, Jumat (10/8/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pendaftaran Jokowi dan Ma'ruf Amin sebagai capres-cawapres 2019 di kantor KPU, Jakarta, Jumat (10/8/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Politikus Partai NasDem Taufiqulhadi mengingatkan agar kontestasi Pilpres 2019 tak seperti Pilgub DKI 2017. Dia berharap agar tak ada lagi isu berbau SARA dalam tensi Pilpres yang kini mulai menghangat.
ADVERTISEMENT
"Ada juga suara di Pilkada DKI, ada yang jenazahnya tidak diterima. Saya berharap itu tidak terjadi lagi," kata Taufiqulhadi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (11/8).
Kendati demikian, isu SARA tak sedap itu kemungkinan besar tak akan menimpa Jokowi. Sebabnya, kata dia, Jokowi menggandeng Ma'ruf Amin yang seorang ulama.
"Jadi kami pilih wapresnya ulama yang berpengalaman. Ulama yang berpolitisi. Nyaris seperti Pak Natsir yang pimpin Masyumi. Kan kebetulan beliau adalah punggung Ekonomi Syariah. Kemudian pernah pimpin komisi perdagangan," kata dia.
Menurut Taufiqulhadi, kehadiran Ma'ruf Amin bukan saja hanya mampu meredam gejolak SARA. Namun, Ma'ruf dinilai mampu menambah elektabilitas Jokowi.
"Pada saat suasana yang bergairah agama seperti ini. Kami merasa yakin keahadiran Ma'ruf Amin ini memperkuat posisi Jokowi," tutup dia.
Anggota DPR RI 2014-2019 dari Partai Nasdem. (Foto: partainasdem.id)
zoom-in-whitePerbesar
Anggota DPR RI 2014-2019 dari Partai Nasdem. (Foto: partainasdem.id)
Pada Pemilu DKI 2017, pasangan Basuki Thahaja Poernama (Ahok) berhadapan dengan Anies Baswedan. Kala itu Ahok berpasangan dengan Djarot Saifullah Hidayat, sementara Anies berpasangan dengan Sandiaga Uno.
ADVERTISEMENT
Sejumlah isu SARA mengemuka lantara Ahok dianggap sebagai pemimpin non-muslim. Sejumlah masjid di Jakarta bahkan dengan lantang mengumumkan menolak menyalati warga yang memilih pemimpin kafir.