NasDem soal Koalisi Keumatan: Jangan Berbasis Kebencian

4 Juni 2018 15:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Amien Rais, Prabowo bersama Habib Rizieq di Makkah (Foto: Instagram @amienraisofficial)
zoom-in-whitePerbesar
Amien Rais, Prabowo bersama Habib Rizieq di Makkah (Foto: Instagram @amienraisofficial)
ADVERTISEMENT
Wacana terbentuknya koalisi keumatan antara Gerindra, PKS, PAN dan Demokrat dalam pilpres mulai mengemuka. Tapi, NasDem menilai, tak ada yang baru dengan koalisi ini, selain penggunaan nama keumatan.
ADVERTISEMENT
"Secara tersirat PKS, Gerindra dan PAN bahkan juga PBB sudah dalam kelompok oposisi pemerintah. Jadi jika dibangun koalisi itu hanya memformalkan yang sudah berjalan saja," kata Ketua DPP Nasdem Willy Aditya kepada wartawan, Senin (4/6).
"Klaim nama keumatan tentu bukan hal yang baru dalam tradisi politik Indonesia, dulu pernah ada poros tengah dengan basis Islam. Keumatan tak ubahnya sama dengan koalisi kerakyatan, tinggal berkompetisi secara sehat dan tidak berbasis kebencian, " jelasnya.
Untuk itu, kata Willy, sebuah koalisi seharusnya menawarkan gagasan demi kemajuan bangsa dan umat. Sehingga tidak hanya mengejar kekuasaan semata.
"Yang terpenting dalam proses politik adalah gagasan apa yang ditawarkan untuk kemajuan bangsa dan umat. Jadi koalisi tidak boleh sekedar mengejar kekuasaan semata apalagi asal beda dan asal tidak suka," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Willy menegaskan bahwa NasDem siap berkompetisi dengan parpol-parpol yang masuk dalam perencanaan terbentuknya koalisi keumatan.
"Namanya demokrasi terbuka tentu berbasis kompetisi," tandasnya.
Sebelumnya, wacana terbentuknya koalisi keumatan berasal dari adanya pertemuan bersama antara Prabowo Subianto, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais hingga Imam Besar FPI Rizieq Shihab saat berada di tanah suci Makkah saat melakukan ibadah umrah bersama.