NasDem Tak Masalah Demokrat ke Koalisi Jokowi dan Dapat Kursi Menteri

6 Juni 2019 12:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jubir TKN Irma Chaniago di Rumah Cemara, Jakarta Pusat. Foto: Mirsan Simamora/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jubir TKN Irma Chaniago di Rumah Cemara, Jakarta Pusat. Foto: Mirsan Simamora/kumparan
ADVERTISEMENT
Kedekatan elite Demokrat dengan paslon 01 Jokowi-Ma'ruf kian menimbulkan spekulasi soal tambahan partai dalam koalisi pendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Berbagai sinyal bergabung pun sudah ditunjukkan dalam sejumlah komunikasi antara Demokrat dengan Jokowi serta parpol pengusungnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu partai pengusung Jokowi, NasDem tak mempermasalahkan jika Demokrat ingin bergabung dengan koalisi. Ketua DPP NasDem Irma Chaniago menilai politik merupakan sesuatu yang dinamis.
Khusus untuk Demokrat, Irma menilai partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono tersebut sudah bisa menunjukkan kualitas nasionalisme.
"Politik itu dinamis ya, tetapi tidak boleh juga selalu oportunis. Saya kira Demokrat mampu menunjukkan kualitas nasionalismenya. Lebih mengedepankan keutuhan bangsa dan negara," kata Irma, Kamis (6/6).
Bahkan, Irma mengaku tak masalah jika ke depan nanti Demokrat bergabung dan kemudian mendapat kursi menteri di kabinet. Baginya, yang terpenting adalah membangun pemerintahan ke depan lebih baik lagi, stabil, dan solid.
Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana menemui SBY dan keluarga, saat menjenguk Ibu Ani Yudhoyono di National University Hospital, Singapura. Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
"Saya kira tidak masalah (dapat kursi menteri). Karena sejak awal presiden menyatakan Indonesia akan lebih baik jika dibangun bersama. Ada yang di pemerintahan dengan program kerja, ada yang tetap di oposisi sebagai kontrol sistem yang efektif terhadap semua program kerja pemerintah," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Namun, soal menteri, Irma menegaskan sepenuhnya menjadi hak prerogatif Presiden Jokowi. NasDem hanya mengingatkan sebaiknya seluruh partai yang berada di barisan pendukung Jokowi memiliki kesamaan visi dan misi demi Indonesia lebih baik.
"Semua keputusan adalah hak prerogatif presiden, yang terpenting semua memiliki visi misi yang sama tentang Indonesia, NKRI dan Pancasila," jelasnya.
"Yang penting ke depan tidak boleh lagi ada dusta di antara kita. Kritisi penting, kontrol penting, tetapi harus elegan dan membangun," tandasnya.