NasDem Tertawa Buni Yani Diajak Masuk Timses Prabowo - Sandi

11 September 2018 19:09 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua DPP NasDem Gus Choi. (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPP NasDem Gus Choi. (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Buni Yani diajak masuk sebagai sebagai salah satu anggota tim pemenangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno di Pilpres 2019. Santer beredar posisi Buni Yani akan ditempatkan ke dalam konten media sosial.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana tanggapan salah satu partai koalisi pendukung Joko Widodo - Ma'ruf Amin terkait hal ini?
"Ha..ha..ha, Buni yang kasus Ahok itu?" kata Ketua DPP NasDem Efendi Choire (Gus Choi) di Kantor DPP NasDem, Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa (11/9).
Nama Buni Yani mencuat pada akhir 2016 silam, saat ia turut mengunggah video pidato mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu ke akun Facebook-nya.
Saat itu, Buni Yani mempermasalahkan perkataan Ahok yang dianggap memenuhi pasal penodaan agama. Setelah melalui rangkaian persidangan, Ahok terbukti melakukan penodaan agama dan divonis dua tahun penjara.
Buni Yani takbir di persidangan. (Foto: Twitter @yusuf_dumdum)
zoom-in-whitePerbesar
Buni Yani takbir di persidangan. (Foto: Twitter @yusuf_dumdum)
Berselang beberapa bulan setelahnya, tindakan Buni Yani ikut diperkarakan dan disangkakan atas kasus pencemaran nama baik serta penghasutan berbasis SARA. Namun, meski divonis 1,5 tahun penjara, Buni Yani tidak ditahan dan tengah mengupayakan banding.
ADVERTISEMENT
Melihat hal tersebut, Gus Choi menilai sah-sah saja jika kubu Prabowo-Sandi menyelipkan nama Buni Yani sebagai anggota timsesnya. "Dia boleh saja, siapa saja termasuk Buni Yani. Sebagai warga negara, ya boleh milih siapa saja, enggak ada urusan sama kita," ucap Gus Choi.
Menurut Gus Choi, masuknya nama Buni Yani sebagai timses Prabowo-Sandi, tidak akan menjadi ancaman serius bagi pasangan Jokowi-Ma'ruf. Gus Choi juga tidak takut dengan manuver yang akan dilakukan mantan dosen London School of Public Relations (LSPR) itu jika benar-benar terpilih sebagai salah satu anggota timses.
"Maksudnya, dia melintir lagi? Ya siapa pun yang melintir-melintir, yang hoaks, tidak lurus, semua ada konsekuensi hukum dan moral. Saya rasa dia akan menjadikan peristiwa kemarin sebagai pelajaran," imbuh Gus Choi.
ADVERTISEMENT
Saat dihubungi kumparan, Buni Yani menyambut baik kabar ajakan itu. Dia menyebut, kekecewaannya terhadap petahana, menjadi salah satu motivasi mengapa ia memilih merapat ke kubu pesaing.
Pasangan Capres dan Cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Kartanegara, Jakarta, Jumat (7/9) (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan Capres dan Cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Kartanegara, Jakarta, Jumat (7/9) (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
“Kami akan berjuang untuk menegakkan kebenaran dan keadilan, kami menganggap pemerintahan sekarang tidak melakukan itu. Jadi kami mendukung #2019GantiPresiden,” ungkap Buni Yani ketika dihubungi, Minggu (9/9).
“Kami sudah lihat Pak Jokowi, hak-hak kebebasan sipil itu kelihatannya tidak mendapatkan tempat. Belum lagi perasaan umat Islam yang merasa dikriminalisasi, ini seperti dibiarkan. Sepertinya pemerintah tidak berpihak ke warga negara lain,” ungkapnya.
Hingga saat ini, Buni Yani belum berkomunikasi secara resmi dengan struktur timses Prabowo-Sandi. Ia baru mendapat sinyal positif ketika Kandidat Ketua Timses Prabowo - Sandi Djoko Santoso terang-terangan tertarik memasukkan Buni Yani ke dalam bagian tim pemenangan.
ADVERTISEMENT
"Insyaallah-lah, ya. Insyaallah tak (saya) suruh masuk (timses)," kata Djoko di kediamannya di Jalan Bambu Apus Raya, Sabtu (8/9).