Nasib Keran Air Siap Minum di Taman Lumintang, Denpasar

2 Maret 2019 20:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Taman Lumintang Foto: Denita/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Taman Lumintang Foto: Denita/kumparan
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2011, Pemerintah Kota Denpasar dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Denpasar membangun dua unit keran air siap minum di Taman Lumintang. Keberadaan keran air minum itu diperuntukkan untuk meminimalisir warga dan turis membeli air mineral dengan botol plastik.
ADVERTISEMENT
Namun sayangnya, warga dan turis tak terlalu antusias akan keberadaan keran air siap minum itu. Pantauan kumparan Sabtu (2/3), keran air siap minum itu sepi dan hanya menjadi pajangan di taman itu. Padahal, keran itu masih berfungsi dengan baik.
Di sekitar taman, hanya ada lalu lalang warga dan turis yang tak sedikitpun menyentuh keran air minum atau biasa dikenal air minum otomatis (AMO) itu.
"Trauma ada yang kesetrum dulu. Mending bawa air minum sendiri," ujar Agus, seorang warga yang berada di sekitar.
Peristiwa yang dimaksud Agus adalah tersetrumnya seorang bocah berusia 13 tahun yang bernama Rendi Rizaldi pada tahun 2017. Rendi tersetrum saat sedang sedang minum di AMO. Dia tergeletak dan meninggal di tempat.
Suasana di Taman Lumintang Foto: Denita/kumparan
ADVERTISEMENT
Insiden itu menyebabkan Agus dan warga lainnya di Bali kapok meminum air dari keran siap minum itu.
Sementara itu warga lainnya, Putu Eka, juga mengaku tak terlalu berminat minum air dari keran itu. Sebab Putu yang setiap hari berolahraga di Taman Lumintang itu menyebut air di keran siap minum kurang higienis.
"Ada aturan no botol plastic dari pemerintah saya dukung. Ada keran air itu membantu kita yang beraktivitas bisa minum atau isi ulang botol. Tapi, saya berharap tempatnya harus higienis. Saya merasa masih belum higienis, " kata Putu sambil berlari-lari kecil di rute lari Taman Lumintang.
Merespons keluhan warga, Dirut PDAM Kota Denpasar Ida Bagus Ardana mengaku telah melakukan perawatan setidaknya sepekan sekali untuk menjamin kebersihan dan kualitas air di keran itu. Ardana sadar akibat peristiwa tersetrumnya seorang bocah saat sedang meminum air di keran itu, menyurutkan minat warga.
ADVERTISEMENT
"Makanya itu yang topik yang kami bahas (trauma kesetrum), saya saja trauma, makanya kami akan ubah sistemnya kalau diperlukan kami akan pake solar cell, pake tenaga sinar matahari," ujar dia saat dihubungi.
Ardana mengatakan setelah semua sistem kelistrikan diganti, PDAM dan juga Pemkot Denpasar akan kembali sosialiasi kepada warga keberadaan keran air minum itu. Sosialisasi itu bertujuan agar warga dan juga turis bisa menikmati AMO. Namun dia belum bisa memastikan kapan pengubahan sistem kelistrikan dan sosialisasi itu.
Keberadaan AMO di Taman Lumintang untuk meminimalisir sampah botol plastik yang berserakan di sana. Taman Lumintang merupakan salah satu ruang terbuka hijau di tengah kota. Pada akhir pekan, taman itu ramai dikunjungi warga dan turis. Sejumlah pedagang kaki lima yang sering menjual air mineral kemasan botol plastik juga banyak.
ADVERTISEMENT