Neno Warisman dan Drama Pengadangan Massa di Bandara Riau

26 Agustus 2018 7:34 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Salah satu aktivis gerakan #2019GantiPresiden yakni Neno Warisman, kembali diadang oleh sejumlah massa saat mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau, Sabtu (25/8) sekitar pukul 16.00 WIB. Saat turun dari pesawat, Neno diarahkan untuk masuk ke sebuah ruangan oleh petugas.
ADVERTISEMENT
"Tapi saya tidak mau. Saya dihalangi terus tapi saya minta agar saya diizinkan keluar bandara. Lalu di jalan keluar bandara diadang-adang," kata Neno.
Dalam perjalanan keluar bandara, mobil yang ditumpangi oleh Neno diadang sekelompok orang. Bahkan beberapa di antaranya melakukan pelemparan dan pembakaran ban.
"Saya sabar saja. Saya terus berzikir saja dan meminta kepada masyarakat mendoakan kami," tegas dia.
Neno mengungkapkan, kunjungannya ke Pekanbaru itu dalam rangka menghadiri acara deklarasi #2019GantiPresiden yang akan digelar pada Minggu (26/8).
Setelah kembali pengadangan, ia langsung memberitahu para kerabatnya dan menyebarkan peristiwa itu ke media sosial sehingga menarik perhatian publik.
Menanggapi pengadangan itu, Bawaslu langsung melakukan klarifikasi. Ketua Bawaslu Riau, Rusidi Rusdan meminta acara deklarasi dilakukan bulan Septermber mendatang atau saat masa kampanye. Selain itu, pengunduran acara dilakukan untuk mencegah potensi perpecahan di masyarakat antara mereka yang pro dengan gerakan #2019GantiPresiden dan mereka yang kontra.
ADVERTISEMENT
“Sebaiknya kegiatan tersebut diundur sampai masuknya masa kampanye pemilihan presiden 23 September 2018. Jika dilakukan sekarang itu akan menyalahi aturan," ucap Rusidi.
Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
Wakil Ketua DPR RI yang juga merupakan kerabat Neno, Fadli Zon yang sudah mendapatkan kabar pengadangan itu buka suara. Fadli yang tengah berada di Makkah, Arab Saudi, mengaku sangat prihatin dengan peristiwa itu, sebab bertentangan jauh dengan nilai-nilai demokrasi.
"Mbak Neno Warisman barusan telepon katanya diadang lagi di bandara di Pekanbaru. Ini jelas usaha memberangus demokrasi," kata Fadli melalui akun Twitter pribadinya.
Bahkan, Fadli meminta Kapolda Riau Brigjen Pol Widodo Eko Prihastopo dicopot dari jabatannya. Sebab Kapolda dinilai tidak becus untuk mengotrol masyarakat.
"Sebaiknya Kapolda Riau dicopot. Aparat harusnya memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada siapa pun terhadap gerakan ini. KPU dan Bawaslu sudah sampaikan bahwa gerakan #2019GantiPresiden itu bukan kampanye," tegas Fadli.
Fahri Hamzah diperiksa Polda Metro Jaya. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
Hal senada juga disampaikan oleh politikus PKS Fahri Hamzah. Fahri yang juga merupakan Wakil Ketua DPR RI menyebut, ada pihak yang panik dengan gerakan #2019GantiPresiden ini. Sehingga mereka melakukan tindakan anarkis seperti itu.
ADVERTISEMENT
"Kalau begini cara kalian mengelola perbedaan pendapat, rusak negara ini. Katanya survey menang besar? Masak sama perempuan aja takut kalian. Kirim preman bakar ban bekas di Bandara segala? Bikin deklarasi yg sama dong. Jangan sok kuasa lah! Jangan memancing perpecahan!," beber Fahri.
Setelah hampir selama tujuh jam diadang oleh massa di Bandara dan tak kunjung mendapatkan kejelasan, tepat sekitar pukul 22.00 WIB, Neno dan rombongan akhirnya dipaksa untuk meninggalkan Riau. Neno diarahkan oleh petugas untuk kembali pulang ke Jakarta.
"Saya dipaksa pulang naik pesawat. Oh, gitu mau dipaksa pulang, makanya saya dibawa ke sini (dalam Bandara). Juga tadi ditimpukin dan dipaksa semua keluar dari mobil, sekarang saya di dalam Bandara. Pakai ada senjata Bapak-bapak ini, ini senjata. Saya dipaksa pulang," curhat Neno.
Neno Warisman dihadang di Pekanbaru (Foto: Dok. Neno Warisman)
Neno juga berspekulasi, jika dirinya tetap bertahan di Riau, pasti akan terjadi kekerasan. Maka dari itu ia memutuskan untuk kembali pulang ke Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Kalau bertahan gimana? Pasti ada kekerasan. Jadi negeri ini gak ada UUnya, gak ada perlindungan. Dia paksa saya pulang naik pesawat," tutur Neno.
Bahkan, Neno menyebut Kepala Badan Intelijen Daerah Riau, telah bertindak kasar kepadanya. Ia juga meminta agar Kabinda tidak berlaku semena-mena.
"Akhirnya teman-teman semuanya, saya mengajak Pak Kabinda (Kepala Badan Intelijen Daerah) untuk tidak kasar," kata Neno.
Sebelum pulang, Neno mengaku menyempatkan waktu untuk melaksanakan salat dua rakaat. Setelah itu ia pulang ke Jakata denga menggunakan maskapai Lion Air sekitar pukul 22.30 WIB.
"Saya salat dulu 2 rakaat sebelum akhirnya memang dilakukan pemulangan, jadi dipulangkan, dipaksa pulang tepatnya," tukasnya.
Menanggapi kepulangan Neno ke Jakarta, anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade mengungkapkan, lantaran pihak kepolisian tidak mengizinkan Neno keluar dari Bandara. Ia juga kecewa dengan sikap yang dilakukan oleh aparat penegak hukum dan meminta Kapolri Jenderal Tito Karavian mencopot Kapaolda Riau dari jabatannya.
ADVERTISEMENT
"Prinsip dasarnya bahwa ini cara-cara antidemokrasi, kemunduran bagi demorkasi kita bahwa aksi #2019GantiPresiden yang kostitusional dilarang aparat. Ada indikasi aparat tidak netral dan berpihak," imbuh dia.
"Cara-cara seperti ini itu membawa demokrasi kembali mundur dan ini cara-cara Orba. Untuk itu kami meminta Kapolri mencopot Kapolda Riau karena aksi #2019GantiPresiden aksi konsitusional sesaui UU, aksi damai," tegas Andre.
Sementara menurut Advokat #2019GantiPresiden Djuju Purwanto, ia mengaku pihaknya telah memberikan pemberitahuan kepada kepolisian terkait rencana deklarasi yang akan berlangsung pada Minggu ini. Ia juga kecewa dengan aksi pengadangan oleh sejumlah massa di Bandara karena itu akan menjadi preseden buruk bagi pemerintah.
"Sudah masuk melalui rekan-rekan kita dan juga panitia di sana. Intinya satu, sesuai ketentuan konferensi internasional dan peraturan Kemenhub, bandara itu lingkungan steril untuk hal itu (massa), harusnya masyarakat di briefing, ini jadi preseden buruk," tutup Juju.
ADVERTISEMENT
Dikritik banyak pihak terkait dengan pengadangan Neno, pihak kepolisian akhinya angkat bicara. Kabid Humas Polda Riau AKBP Sunarto menegaskan pemulangan Neno agar suasana di Pekanbaru tetap aman dan kondusif. Ia membantah ada hal lain dalam opsi pemulangan itu.
"Pemulangan itu agar suasana kondusif. Kita tidak ingin masyarakat di sini terpecah," tegas Sunarto.
Sunarto mengaku ada pro dan kontra di masyarakat saat kedatangan Neno Warisman di Pekanbaru, Riau. Maka dari itu, pihak keamanan berjaga di sekitar Bandara sebelum kedatangan Neno.
Lebih lanjut, pascakepulangan Neno ke Jakarta, Sunatro mengatakan saat ini kondisi Pekanbaru, Riau, dalam keadaan aman dan kondusif.