Neraca Perdagangan Oktober 2017 Diprediksi Kembali Surplus

15 November 2017 8:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bongkar Muat Peti Kemas. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bongkar Muat Peti Kemas. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan neraca perdagangan Indonesia selama bulan Oktober 2017 pada hari ini. Sejumlah ekonom pun telah memberikan proyeksinya.
ADVERTISEMENT
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, memprediksi neraca perdagangan mencatatkan surplus hingga 1,7 miliar dolar AS dengan laju ekspor diperkirakan tumbuh 12,6% year on year (yoy) dan impor tumbuh 15,06% (yoy).
Kinerja ekspor tersebut ditopang solidnya volume permintaan ekspor yang terindikasi dari kenaikan aktivitas manufaktur mitra dagang utama Indonesia seperti Jepang dan Eurozone.
"Kenaikan harga minyak dunia sebesar 5,2% (mtn) sepanjang Oktober juga tetap menopang kenaikan harga komoditas ekspor CPO sebesar 3,5% (mtm) dan harga komoditas batubara 2,7% (mtn), meskipun harga karet alam cenderung turun sepanjang Oktober," kata Josua kepada kumparan (kumparan.com), Rabu (15/11).
Disisi lain, laju impor juga diprediksi mengalami kenaikan karena didorong impor barang modal. Hal ini seiring dengan investasi yang diperkuat dengan stabilnya tren positif penjualan semen.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, mengatakan surplus neraca perdagangan diperkirakan sebesar 1-1,3 miliar dolar AS.
"Surplus dipicu oleh kenaikan ekspor komoditas seperti batubara dan minyak kelapa sawit. Tren permintaan batubara dan sawit dari China akan terus berlangsung seiring pemulihan industri manufaktur China," kata Bhima.
Namun menurut dia, perlu dicermati pada Oktober 2017 sebagai awal mula dari tren kenaikan impor, khususnya barang konsumsi untuk memenuhi stok jelang libur Natal dan Tahun Baru 2018.
"Kenaikan nilai impor juga dipengaruhi faktor pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS sejak akhir September. Hal ini bisa menekan surplus perdagangan sehingga sulit menembus angka lebih dari 2 miliar dolar AS," jelasnya.
ADVERTISEMENT