Ngabalin dan Sapaan Mama Ega untuk Megawati

26 Juli 2018 11:37 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ali Mochtar Ngabalin (Foto: Paulina Pheras/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ali Mochtar Ngabalin (Foto: Paulina Pheras/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ada yang menarik saat Staf Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin berkomentar soal pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) perihal hubungannya dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Ngabalin sempat menyebut Mega dengan sebutan mama, sapaan khas dari timur.
ADVERTISEMENT
"Sebagai negarawan Muslim, SBY tidak harus fokus pada hubungan dengan Mama Ega (Ibu Megawati) yang belum baik," kata Ngabalin kepada kumparan, Kamis (26/7).
Mungkin bagi Ngabalin, sapaan itu terdengar familiar namun tidak bagi masyarakat kebanyakan. kumparan mencoba menanyakan alasan Ngabalin memanggil Mega dengan sebutan Mama.
Namun hingga saat ini, Ngabalin belum merespons pertanyaan kumparan tersebut. Ngabalin sendiri merupakan pria asal Papua yang lahir di Fakfak pada tanggal 25 Desember 1968.
Ketum PDIP, Megawati berikan arahan ke kader. (Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)
zoom-in-whitePerbesar
Ketum PDIP, Megawati berikan arahan ke kader. (Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)
Saat ini Ngabalin menjadi politisi Partai Golkar yang selalu vokal membela pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Seperti baru-baru ini, Ngabalin meminta agar SBY bisa berbicara kepada Joko Widodo sebelum mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2019.
Karena menurut Ngabalin, antara SBY dan Jokowi sudah ada gentlement agreement. Seperti Demokrat dapat apa, dan partai koalisi serta Jokowi dapat apa.
ADVERTISEMENT
"Maka mbok ini kalau mau ke timur, ke barat, ada just to hello, ngobrol-ngobrol, buang-buang suara kata orang Papua, orang Maluku, orang Buton itu buang-buang suara. Kabarin, a, u, e, o, karena begini, karena begitu," jelas Ngabalin.
"Kita bisa berbuat untuk kepentingan bangsa dan negara, yang dapat dimaksudkan itu adalah kepentingan bangsa dan negara. Karena Demokrat bisa mempersiapkan kader-kader yang terbaik dalam memimpin republik. Gitu lho," tuturnya.