Ngelem Bisa Sebabkan Kematian

11 Januari 2018 15:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi fenomena 'ngelem'. (Foto: doktersehat.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi fenomena 'ngelem'. (Foto: doktersehat.com)
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu yang lalu, tiga orang bocah di daerah Jakarta Utara tewas tersengat listrik menjelang malam pergantian tahun. Ketiga bocah ini, rupanya dalam keadaan 'mabuk' karena ngelem.
ADVERTISEMENT
Kejadian tersebut hanya satu dari banyak fenomena ngelem yang biasa dilakukan oleh anak-anak, terutama anak jalanan. Istilah ngelem sendiri, sebenarnya berasal dari cara mereka memperoleh sensasi 'high' atau 'mabuk', yaitu dengan menghirup uap dari lem yang biasanya dimasukkan ke dalam kantong plastik.
"Biasanya memang dilakukan oleh anak-anak, terutama anak-anak jalanan. Itu bagian dari kenakalan," ungkap Kasat Narkoba Polres Jakarta Timur AKBP Aris Timang memberikan komentar, kepada kumparan (kumparan.com), Kamis (11/1).
Menurut Aris, meski ngelem dapat menimbulkan sensasi mabuk dan halusinasi, namun hingga saat ini ngelem tidak termasuk dalam kategori narkoba. Ngelem juga tidak termasuk dalam penyalahgunaan obat keras seperti yang sering digunakan untuk membuat teler.
"Ngelem itu masih belum ada aturannya. Meski begitu, ngelem tidak bisa disebut legal. Tetap tidak boleh itu. Tapi kalau menurut saya, itu masuk dalam kenakalan mereka. Mereka ingin sedikit sempoyongan atau gimana," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Saat ngelem, zat yang diisap sebenarnya mengandung senyawa kimia yang mudah menguap bernama inhalant. Inhalant sendiri umumnya ditemukan dalam berbagai produk rumah tangga seperti lem, aseton, bensin, dan cairan pelarut atau thinner cat.
Ilustrasi fenomena 'ngelem'. (Foto: Kaskus)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi fenomena 'ngelem'. (Foto: Kaskus)
"Karena mudah ditemukan dan harganya lebih terjangkau, jadi biasanya digunakan oleh anak-anak yang mau agak sempoyongan," ujarnya.
Salah satu komponen inhalant yang berbahaya dalam lem adalah benzil alkohol yang sifatnya sangat mudah menguap. Ketika terhirup, senyawa ini hanya membutuhkan waktu singkat untuk menyebabkan keracunan yang menimbulkan efek high atau mabuk.
Saat dilakukan dalam jangka pendek, ngelem bisa menyebabkan denyut jantung yang meningkat, mual, halusinasi, sulit berbicara, serta sempoyongan. Namun, jika dilakukan terus menerus, tentunya akan menyebabkan bahaya bagi tubuh.
ADVERTISEMENT
Uap inhalant yang terakumulasi dalam jaringan tubuh karena perilaku ngelem dalam jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan. Termasuk meleahkan otot, depresi, sakit kepala, serta kerusakan syaraf yang memicu hilangnya kemampuan mencium dan pendengaran.
Yang paling berbahaya, ngelem rupanya juga bisa mati lemas atau terserang hipoksia (kekurangan oksigen). Sebab, kadar oksigen yang dihirup dalam plastik saat ngelem akan sangat rendah.
Apalagi, seringkali aktivitas ngelem dilakukan dengan cara menutup kepala dengan menggunakan kantong plastik agar uap tidak menyebar ke mana-mana. Sehingga, bisa menyebabkan mati lemas jika plastik penutup tersebut tidak bisa dilepaskan saat tubuh sudah terkena efek ngelem.
Meski demikian, bukan berarti perilaku ngelem yang dilakukan jarang-jarang bisa dikategorikan aman. Sebab, meski dilakukan hanya satu kali, jika zat yang dihirup sudah melewati ambang batas, bisa menyebabkan kematian yang mendadak dan sesak napas.
ADVERTISEMENT