Nikmatnya Satai Rembiga yang Menggugah Selera

27 Januari 2018 9:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Satai Rembiga dihidangkan dengan lontong. (Foto: Bella Cynthia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Satai Rembiga dihidangkan dengan lontong. (Foto: Bella Cynthia/kumparan)
ADVERTISEMENT
Lombok adalah satu wilayah di Indonesia yang menyimpan sejuta pesona keindahan alam dan ragam kuliner khas yang menggugah selera. Salah satu kuliner yang tak boleh kamu lewatkan jika berkunjung ke Lombok adalah satai rembiga.
ADVERTISEMENT
Saat berkunjung ke Lombok, kumparan (kumparan.com) pun tak mau ketinggalan mencicipi satai rembiga. Kamu juga pasti sudah penasaran akan rasanya kan?
Awalnya kami sedikit bingung, yang benar satai rembiga atau rembige? Karena masyarakat Lombok umumnya melafalkan huruf A menjadi E, maka rembiga sering disebut rembige. Padahal sebenarnya, ya namanya satai rembiga.
Karena perut sudah betul-betul keroncongan, kami segera meluncur ke salah satu warung yaang menjual satai rembiga di Jalan DR Wahidin, lokasinya tak jauh dari Bandara Selaparang. Nama warungnya 'Warung Sate Rembiga Utama Bu Ririn'.
Ketika datang mata kami tertuju pada dua orang pegawai yang tengah sibuk mengipasi satai-satai yang mereka bakar. Aroma daging bakar dengan kepulan asap menyambut kedatangan kami kala itu.
ADVERTISEMENT
Rumah makan sederhana ini memiliki dua jenis satai, yakni daging sapi dan ayam. Setiap tusuk terdiri dari 3 hingga 4 potong daging yang berukuran sebesar dadu.
Yuza, pegawai yang baru bekerja lima bulan di warung ini, mengatakan jika yang menjadi favorit adalah satai daging sapi.
"Yang banyak dipesan daging sapi. Satai ini yang bikin beda dengan satai lain karena pakai minyak kelapa," jelasnya.
Warung Sate Rembiga Utama, Lombok (Foto: Bella Cynthia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warung Sate Rembiga Utama, Lombok (Foto: Bella Cynthia/kumparan)
Biasanya satai rembiga disantap dengan lontong atau pun nasi. Untuk lontong bentuknya cukup unik, menyerupai sebuah kerucut yang dibungkus daun pisang.
Untuk penyajian satai rembiga ditaruh di atas daun pisang. Satu porsi berisi sepuluh tusuk dibanderol Rp 20 ribu.
Jangan ditanya soal rasa, dijamin siapa pun yang mencicipinya pasti langsung jatuh cinta. Gigitan pertama rasanya cukup pedas, ditambah dagingnya yang empuk dengan bumbu melimpah dan meresap hingga ke dalam. Semua bercampur menjadi satu dan menghasilkan cita rasa yang luar biasa lezatnya!
ADVERTISEMENT
Pantas saja satai ini digilai wisatawan. Dalam satu hari warung makan yang pernah didatangi Chef Farah Quinn ini bisa menjual hingga 5.000 tusuk.
Satai Rembiga sedang dibakar. (Foto: Bella Cynthia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Satai Rembiga sedang dibakar. (Foto: Bella Cynthia/kumparan)
Tak perlu khawatir, satai rembiga bisa dijadikan sebagai oleh-oleh. Satai rembiga akan tahan di luar ruangan selama 2 hari. Jika ditaruh di kulkas akan bertahan hingga seminggu lamanya.
"Kalau buat oleh-oleh nanti dihangatin pakai magic com, microwave atau dikukus aja. Tidak usah dibakar lagi," jelas Yuza kepada kumparan.
Warung yang buka setiap hari dari pukul 09.00 pagi WITA hingga 22.00 malam WITA juga menyediakan orderan yang bisa diantar hingga ke luar kota. Bahkan warung ini juga bisa mengantarkan pesanan ke hotel tempat kami menginap. Untuk biaya antar dan tempat untuk membungkus dikenakan biaya masing-masing Rp 10 ribu.
ADVERTISEMENT
Bagaimana? Sudah mulai tak sabar untuk mencicipi satai rembiga?