Nina Nuraniyah, 9 Tahun Berjuang Ubah Sampah Jadi Rupiah

15 September 2018 10:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Perempuan tangguh yang satu ini, merupakan sosok inspiratif di balik pengolahan sampah terpadu di Kampung Cisalopa, Desa Pasir Buncir, Caringin, Bogor.
ADVERTISEMENT
Ia adalah Nina Nuraniyah (35). Perempuan lulusan IPB ini begitu gigih menyadarkan masyarakat soal kebersihan lingkungan sejak tahun 2009.
Berawal dari keprihatinannya melihat kebiasaan buruk warga yang membuang sampah ke sungai, Nina tergugah untuk mengubah kebiasaan tersebut menjadi sesuatu barang yang bernilai ekonomis.
"Akhirnya membuat suatu kegiatan meningkatkan kesadaran untuk memilah sampah, dan dibuat sesuatu yang tadinya mereka buang ke selokan, sungai, atau dibakar jadi diubah perilakunya menjadi yang bisa bernilai guna dan bernilai ekonomis," tutur Nina saat ditemui kumparan pada Rabu (12/9).
Sampah Jadi Rupaih (Foto: kumparan/Muhammad Faisal Nu'man)
Nina bercerita, di awal perjuangannya ia mendatangi sekolah-sekolah dan pengajian untuk memberikan penyuluhan soal pengolahan sampah yang baik dan benar.
Setelah beberapa bulan melakukan penyuluhan, Nina mengaku hampir menyerah karena belum melihat perubahan perilaku warga.
ADVERTISEMENT
Namun, semangatnya kembali menggebu ketika salah seorang siswa dari sekolah yang ia datangi tergugah untuk mengikuti jejaknya yakni melestarikan lingkungan.
"Ada satu sekolah yang muridnya itu telepon terus ngomong,'Kak makasih ya, kemarin sudah dikasih pengetahuan soal pengolahan sampah,'. Dan mereka berinisiatif membuat komunitas di sekolahnya, namanya itu KOPLING (komunitas peduli lingkungan)," lanjut Nina.
Meraup Rezeki dari Sampah (Foto: Retno Wulandhari Handini/kumparan)
Karenanya, langkah Nina semakin mantap untuk mengubah kebiasaan buruk warga dan menciptakan lingkungan yang sehat.
"Nah dari situ saya mulai percaya bahwa ini adalah jalan yang harus benar-benar serius dilakukan karena dampaknya sudah mulai ada," pungkasnya.
Setahun berjalan, pada tahun 2010, Nina bersama lima kawannya membentuk sebuah komunitas pengolahan sampah terpadu bernama Greenna.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya sebatas permasalahan sampah, Greenna juga memberdayakan ibu-ibu rumah tangga sebagai penggerak utama pengolahan sampah.
Oleh ibu-ibu di Kampung Cisalopa, kantong plastik bekas makanan dan minuman tak dibuang begitu saja. Sampah-sampah itu diubah menjadi tas, tempat pensil, wadah kosmetik, hingga souvenir pernikahan.
Keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan tersebut akan dikembalikan kepada ibu-ibu dalam bentuk poin yang bisa ditukarkan dengan sembako.
“Sekarang bank sampahnya kita melalui ibu-ibu pengajian, dan dibikin poin bukan dengan uang. Kalau sudah sampai 20 poinnya nanti bisa ditukar dengan seperempat gula pasir atau minyak, dengan sembako,” ujar Nina.
Meraup Rezeki dari Sampah (Foto: Retno Wulandhari Handini/kumparan)
Setelah 9 tahun berjalan, Greenna semakin dikenal banyak orang. Bahkan Nina sebagai CEO Greenna berkesempatan terbang ke Jerman untuk menceritakan kisah perjuangannya.
ADVERTISEMENT
Berbagai penghargaan pun diberikan untuk Nina. Di antaranya masuk dalam kategori 100 perempuan inspiratif dari majalah Kartini pada tahun 2011 dan Ashoka Youth Change Maker.
Nina menyebut, saat ini Greenna membutuhkan keterlibatan pemerintah agar kegiatan-kegiatannya bisa berjalan lancar.
"Jadi masih banyak yang harus dilakukan, masih banyak yang harus dipikirkan, seperti metode apa lagi seperti itu, supaya semua masyarakat bisa merubah perilaku berkelanjutan (tidak membuang sampah sembarangan)," tutur Nina.