Novel Ragu Polisi Ungkap Penyerangnya: Bukti-bukti Penting Saja Hilang

17 Juni 2018 19:55 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Novel Baswedan di gedung KPK. (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Novel Baswedan di gedung KPK. (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sudah satu tahun berlalu sejak penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan dan hingga kini polisi masih belum menemukan pelakunya. Banyak pihak mendorong dibentuknya Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) agar kasus dapat diusut tuntas.
ADVERTISEMENT
Namun, belum ada tanda-tanda TGPF akan terbentuk. Novel kembali menunjukkan keraguannya karena belum ada titik terang dari pihak kepolisian dalam mengungkap siapa pelakunya.
"Sudah berkali-kali saya sampaikan bahwa saya kurang bisa mempercayai apabila ini diproses, dilakukan dengan normal begitu saja," kata Novel di kediamannya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu (17/6).
Novel juga sempat menyebut ada oknum petinggi Polri berpangkat jenderal yang terlibat dalam kasus penyerangan air keras ke wajahnya. Ia pernah menyampaikan oknum jenderal yang dimaksud kepada polisi, tapi tak tercantum dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
Sketsa terduga penyerangan Novel Baswedan (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sketsa terduga penyerangan Novel Baswedan (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Keraguan Novel berlanjut karena polisi dinilai tidak melakukan penyelidikan dengan semestinya.
"CCTV yang di sini saja tidak diungkap, saksi-saksi kunci diperiksa dengan hal-hal yang tidak semestinya. Ketika terjadi hal demikian bagaimana saya bisa percaya?" ujar Novel.
ADVERTISEMENT
"Memang logika yang disampaikan, silahkan ini dimasukkan BAP dan lain-lain. Kalau berpikir tidak ada apa-apa boleh, tapi ini bukti-bukti yang sangat penting saja hilang. Terus saya menyampaikan itu maunya apa? Enggak logis ya, saya susah memahami dengan logika saya," lanjutnya.
Ia menghargai perlindungan yang diberikan oleh negara terhadap dirinya. Namun, Novel merasa situasi bisa semakin baik jika pelaku segera tertangkap.
Lebih lanjut, Novel tidak ingin ancaman-ancaman serupa yang dialaminya terjadi kepada orang lain. Maka dari itu, ia mendesak negara dapat memberikan perlindungan lebih kepada rekan-rekan pemberantas korupsinya.
"Saya berharap ke depan pemerintah mau memperhatikan orang-orang yang memberantas korupsi itu betul-betul terjaga. Jangan dibiarkan ketika mereka diserang oleh koruptor atau penjahat lainnya. Karena apabila itu dibiarkan kesan seolah-olah negara abai, negara kalah. Nah itu enggak boleh," tutupnya.
ADVERTISEMENT