news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

NU di HUT ke-93: Jangan Jadikan RI Kawasan Perang, Termasuk di Medsos

31 Januari 2019 10:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Robikin Emhas (Foto: Instagram @robikinemhas)
zoom-in-whitePerbesar
Robikin Emhas (Foto: Instagram @robikinemhas)
ADVERTISEMENT
Hari ini Nahdlatul Ulama merayakan hari jadinya yang ke-93. Di usianya yang menjelang satu abad, NU terus mengokohkan semangat keindonesiaan.
ADVERTISEMENT
Ketua Pengurus Harian NU (PBNU) Robikin Emhas mengatakan, Indonesia bukan negara agama. Namun, kata dia, tak seorang pun warga negara Indonesia boleh tidak beragama.
Menurutnya, konstitusi bahkan menjamin kemerdekaan tiap penduduk untuk memeluk dan menjalankan peribatannya sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. "Dengan demikian harus dikatakan dengan tegas, Indonesia bukan darul kufr (negara kafir). NU berpandangan bahwa Indonesia merupakan darussalam (negara damai)," kata Robikin dalam keterangan tertulisnya, Kamis (31/1).
"Karena itu tidak siapa pun boleh menjadikan Indonesia sebagai darul harb (kawasan perang), di medsos sekalipun," sambung dia.
Robikin menambahkan, jangan sampai warga Indonesia mempertentangkan agama dengan negara. Sebab, agama dan negara bisa saling memperkuat.
"Hubbul wathon minal iman, nasionalisme bagian dari agama," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Tahun ini peringatan Harlah ke-93 NU hadir dengan tema “Konsolidasi Organisasi Jelang Satu Abad NU”. Tahun ini menjadi momentum konsolidasi organisasi di berbagai tingkatan. Dari struktur PB, PW, PC, MWC, Ranting, hingga Anak Ranting NU.
"Konsolidasi NU sudah dimulai pertengahan tahun 2018, meliputi konsolidasi struktur, kultur, dan program. Konsolidasi ini melibatkan secara aktif seluruh pemangku pondok pesantren, para kiai dan masyayikh, serta tokoh-tokoh NU kultural," jelas Robikin.
Ilustrasi "Dakwah Garis Lucu NU-Muhammadiyah" (Foto: Herun Ricky/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi "Dakwah Garis Lucu NU-Muhammadiyah" (Foto: Herun Ricky/kumparan)
Konsolidasi organisasi, kata Robikin, bertujuan agar NU, baik sebagai jam’iyah maupun jama’ah siap menyongsong satu abad kelahirannya yang jatuh pada tanggal 31 Januari 2026.
Ia menjelaskan, resepsi harlah NU tanggal 31 Januari 2019 diselenggarakan di JCC (Jakarta Convention Centre). Acara ini akan dihadiri oleh Presiden Jokowi, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri.Jenderal Tito Karnavian.
ADVERTISEMENT
Usai respsi harlah dilanjutkan konsolidasi organisasi yang diikuti oleh seluruh fungsionaris PBNU yang terdiri dari Mustasyar, A'wan, Syuriyah, Tanfidziyah beserta seluruh pengurus lembaga dan badan Otonom NU.
Selain itu, seluruh PWNU dan PCNU se-Indonesia, para kiai sepuh dan para masyayikh juga akan hadir. Total seluruh peserta diperkirakan mencapai 1.498 orang.