news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

OK OCE Jadi Solusi Sandi untuk Tangkal Radikalisme di Masjid

7 Juni 2018 13:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sandi di Zona Embrio Kampung Betawi. (Foto: Mirsan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sandi di Zona Embrio Kampung Betawi. (Foto: Mirsan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemprov DKI Jakarta akan melakukan pembinaan di masjid-masjid di Jakarta yang terindikasi terpapar paham radikalisme. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, salah satu cara untuk mengatasi paham menyimpang tersebut dengan memaksimalkan program OK OCE.
ADVERTISEMENT
Menurut Sandi, penyebab masyarakat terpapar radikalisme karena lapangan kerja yang masih kurang sehingga tidak memiliki ekonomi yang baik.
“Nanti kita akan lihat bagaimana OK OCE menciptakan lapangan pekerjaan, itu salah satu yang menjadi isu utama adalah lahan subur untuk radikalisme dan ekstrimisme, itu adalah kalau kita melihat masyarakat tidak mendapatkan lapangan pekerjaan tidak ada keadilan, timbul kesenjangan,” kata Sandi di Jalan Johar, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, (7/6).
Sandi menganggap dengan menciptakan lapangan kerja akan bisa membuat masjid lebih bermanfaat bagi masyarakat.
“Untuk itu program Pemprov yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan seperti OK OCE dan seperti pemberdayaan itu akan kita dorong dan kita pastikan pendidikan Islam yang berbasis Rahmatan Lil Alamin,” ujar Sandi.
ADVERTISEMENT
Selain itu Sandi mengharapkan pemuda-pemuda juga aktif untuk mencegah radikalisme di masjid. Dengan partisipasi dari masyarakat bisa juga membuat kemakmuran masjid.
Ilustrasi Masjid Rakyat (Foto: Reuters/Dylan Martinez)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Masjid Rakyat (Foto: Reuters/Dylan Martinez)
“Bagi kami tentu kita punya 5 ribu-6 ribu masjid, kita butuh ratusan ribu masyarakat yang sama-sama memakmurkan dan dimakmurkan oleh masjid. Masih ada sekitar 400 ribu masyarakat yang absolut yang properti levelnya itu di bawah absolute properti,” terang Sandi.
Lebih lanjut Sandi menegaskan belum mau menyebutkan masjid-masjid di Jakarta yang terpapar radikalisme. Sandi merasa dengan menunjukkan masjid yang dimaksud akan menimbulkan perpecahaan. Untuk itu pihaknya lebih mengedepankan pembinaan di masjid-masjid yang terindikasi ada radikalisme.
“Kita fokus di pembinaan dan pemberdayaan. Jangan kita saling menunjuk (masjid). Setiap kita menunjuk, satu ke dia, ada tiga jari ke arah kita. Jadi kita lakukan pembinaan dengan melakukan pendekatan ekonomi kerakyatan, ekonomi umat, kerja sama dengan semua pihak. Kita jadikan semua ini sebagai alarm bel, jangan jadi radikalisme dan ekstrimisme di DKI,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT