OTT KPK Didominasi Laporan Orang Terdekat Tersangka

17 September 2018 18:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Saut Situmorang mengisi Diskusi Musikal Anti Korupsi yang digelar Bung Hatta Anti Coruption Award di PKKH UGM, Senin (17/9). (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Saut Situmorang mengisi Diskusi Musikal Anti Korupsi yang digelar Bung Hatta Anti Coruption Award di PKKH UGM, Senin (17/9). (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia tengah berupaya menuju tahun 2045 yang bersih dari korupsi. Upaya mewujudkan misi tersebut dinilai perlu dimbangi dengan sikap zero tolerance terhadap korupsi oleh seluruh masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Rupanya sikap zero tolerance terhadap korupsi cukup sering muncul di Indonesia. Hal tersebut dijelaskan oleh Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang saat mengisi Diskusi Musikal Anti-Korupsi yang digelar Bung Hatta Anti Coruption Award di PKKH UGM, Yogyakarta, Senin (17/9).
Saut lantas menyebut bahwa beberapa kali operasi tangkap tangan yang dilakukan KPK berawal dari laporan masyarakat. Ia bahkan menyebut pihak yang melaporkan kepada KPK merupakan orang dekat dari orang yang diduga korupsi.
"Beberapa OTT itu pelaporan dari istrinya (tersangka). Seperti itulah seharusnya anak, istri tetangga, dosen harus zero tolerance, kalau 2045 mau bersih masyarakat yang antikorupsi,"tegasnya.
"(Tahun 2045) kalau (saya) tahu orang ini (menunjuk peserta diskusi) korupsi, kita bangkit dari kubur, kita cekek," guraunya.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, Saut menjelaskan, berdasarkan data yang ia himpun, rata-rata IQ orang Indonesia berada dalam kondisi cerdas. Hal tersebut semakin mempertegas, korupsi bukanlah persoalan ekonomi tapi persoalan integritas.
"Orang korupsi itu orang yang enggak pernah mikir perbuatannya sama. 600 Koruptor (pendidikannya) S2 semua," terangnya.
Saut mengatakan, mengejar korupsi bagai mengejar awan. Terus mengejar tanpa henti. Oleh karenanya persoalan integritas ini harus dipupuk sejak dini.
"Umur 1-5 tahun ada teori marshmallow. Teori itu menentukan anak-anak menjaga emosi, sabar menunggu, taat aturan," pungkasnya.
Sementara itu, Oce Madril, Direktur Advokasi Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) UGM menjelaskan dengan IQ tinggi yang dimiliki masyarakat Indonesia, harusnya muncul sosok-sosok Bung Hatta baru. Bung Hatta sendiri merupakan orang yang benar-benar bersih dari korupsi.
ADVERTISEMENT
"Menurut Bung Hatta korupsi berasal dari perbuatan curang. Ada banyak sekali gejala korupsi pada waktu itu (masa Bung Hatta). Perbuatan itu (curang) adalah awal korupsi," pungkasnya.