Pakai Jersi Qatar, Pria Inggris Ditangkap di UEA

6 Februari 2019 11:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Jersey Tim Nasional Qatar. Foto: Dok. Nike
Seorang pria asal Inggris ditangkap aparat Uni Emirat Arab (UEA) karena memakai jersi tim sepak bola Qatar. Ali Issa Ahmad (26) ditahan dan diduga dipukuli aparat berwenang setelah memakai jersi Qatar ketika menonton siaran langsung pertandingan Piala Asia antara Qatar melawan Irak di Abu Dhabi, 22 Januari 2019 lalu. Memakai jersi Qatar dinilai aparat UEA adalah pelanggaran karena mempromosikan dan menunjukkan simpati terhadap Qatar. Melanggar ketentuan tersebut dapat dikenai hukuman penjara dengan maksimal hukuman 15 tahun.
ADVERTISEMENT
Menurut salah seorang kerabat dari Ahmad yang juga berada UEA, Amer Lokie, mereka berdua datang ke negara tersebut untuk liburan dan menyaksikan pertandingan Piala Asia yang digelar UEA. "Saya sudah tak bisa berkata apa-apa lagi," ucap Lokie kepada The Guardian ketika ditanya mengenai penahanan Ahamd seperti dikutip dari Al-Jazeera, Rabu (6/2). "Dia sebenarnya sudah sempat dilepaskan setelah ditahan, namun ia sempat dihantam petugas keamanan di dalam mobil karena dituduh mempromosikan Qatar," sebut Lokie. Lokie menambahkan, pelapasan Ahmad tak berlangsung lama. Ahmad usai dilepaskan, kembali digelandang ke kantor polisi karena tuduhan menyampaikan keterangan palsu. "Saya tidak tahu apa yang terjadi setelahnya, tapi dia dituduh menyampaikan tuduhan palsu kepada petugas keamanan UEA, dan saat ini dia ditahan di tempat bernama Al Sharjar," kata Lokie.
ADVERTISEMENT
"Saya masih syok karena dia ditahan dan dipukuli hanya karena memakai pakaian sepak bola, kami cemas dan ini keadaan yang sangat serius," sambung dia. Terkait penahanan Ahmad, Kementerian Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris menyatakan akan memberikan bantuan dan telah berkomunikasi dengan aparat setempat. Abu Dhabi dan beberapa negara Arab lainnya terlibat perseteruan dengan Qatar yang menyebabkan mereka memutuskan hubungan diplomatik pada 2017 lalu. Aliansi negara arab di bawah komando Arab Saudi menuding Qatar mendukung terorisme dan menyebabkan ketidakstabilan di Timur Tengah. Doha membantah berulang kali dan menyatakan tuduhan itu tak berdasar.