PAN: Poros Baru Bisa Usung Gatot, Zulhas hingga Anies di 2019

5 Maret 2018 14:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yandri Susanto Ketua DPP PAN (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Yandri Susanto Ketua DPP PAN (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Partai Amanat Nasional (PAN) membuka kemungkinan untuk memunculkan poros baru selain Jokowi dan Prabowo di 2019. PAN menilai skenario ini memungkinkan karena masih ada partai yang belum menentukan sikap di 2019. Partai yang belum menentukan sikap di 2019 adalah PAN, PKB, Demokrat, dan PKS.
ADVERTISEMENT
"(Poros baru) Memungkinkan. Artinya Gerindra dengan calon sendiri karena dia cukup ambil 1 partai, nah 3 partai lain bisa buat poros baru," kata Ketua DPP PAN Yandri Susanto di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan Pusat, Jakarta, Senin (5/3).
Yandri pun menyebut ada sejumlah nama-nama berpotensi untuk diusung dalam poros ketiga. Mulai dari mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, Gubernur DKI Anies Baswedan, hingga ketua umumnya Zulkifli Hasan.
"Kan ada Pak Gatot, Anies, Muhaimin, Bang Zul, AHY, tinggal diformatnya gimana," ujarnya.
Dia pun mengkritisi jika kontestasi pilpres nanti hanya diikuti oleh calon tunggal saja. Sehingga PAN akan mengusulkan poros lain untuk mencegah adanya calon tunggal di Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
"Calon tunggal menurut kami enggak elok dan enggak bagus. Nanti siapa pun yang menang kita hormati. Pak Jokowi menang enggak apa-apa atau yang baru menang, enggak apa-apa kita hormati," katanya.
Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo & Agus Yudhoyono (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan, Aditia Noviansyah/kumparan, Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo & Agus Yudhoyono (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan, Aditia Noviansyah/kumparan, Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Kendati demikian, soal poros baru tersebut, Yandri mengakui partainya belum terlalu fokus membahasnya. Hal itu karena belum adanya jaminan dari partai-partai lain yang belum menyatakan sikap.
"Itu juga belum terlalu fokus. Karena kita juga enggak ada jaminan. Kalau tiba-tiba misalnya jadi 2 calon, tiba-tiba di ujung lari, ya kan bisa gigit jari juga. Makanya sekarang ingin memastikan komunikasi itu tidak ada dusta di antara kita," pungkasnya.