PAN Siap Rembuk Dengan PKS Soal Cawapres Prabowo
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hanafi menanggapi santai pernyataan Hidayat tersebut. Ia meminta pembahasan soal cawapres dibicarakan secara musyawarah.
"Namanya politik, soal-soal begini istilah Jawanya ya tinggal 'rembug tuwo' saja," kata Hanafi kepada kumparan (kumparan.com) saat dihubungi, Jumat (4/5)
"Saru (enggak etis) kalau dibicarakan open air begini," imbuh dia.
Terkait sembilan nama yang diajukan PKS dalam bursa capres-cawapres, Hanafi mengaku menghormati kedaulatan partai masing-masing. Kebijakan partai politik menurutnya tidak untuk dihakimi.
"Kita saling hormati, tidak untuk di-judge," jelas dia.
Hanafi tak bisa berkomentar banyak soal aktivitas komunikasi politik PAN dengan PKS. Namun sepengetahuannya sejauh ini, komunikasi politik terakhir dengan PKS masih seputar pembentukan Sekber Gerindra-PKS.
"Ini sudah domainnya ketua umum mohon maaf saya enggak bisa jawab lebih dari itu karena memang bukan wilayah saya. Kalau saya terakhir ya pas di Sekber itu," tutup dia.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Hidayat mengatakan, pada Pemilu 2014 yang lalu, PKS sudah mengalah dari PAN untuk tidak menyodorkan nama cawapres, meski partainya memiliki perolehan suara lebih besar dari PAN berdasarkan Pileg 2009.
Di Pemilu 2019, Hidayat mengakui saat ini perolehan suara PKS memang lebih sedikit dari PAN. Namun, selisih suara dari dua partai itu hanya 8 suara, yakni PKS 40 dan PAN 48.
"Tahun 2014 waktu itu PKS suaranya 57, PAN 43, dan PKS rida, legowo, untuk PAN jadi cawapres padahal suaranya lebih jauh dari PKS. Sekarang selisihnya hanya delapan," kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (4/5).