PAN soal Diprediksi Tak Lolos Parlemen: Sejak Pemilu 1999 di Atas 7%

21 Februari 2019 12:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua Komisi IV DPR, Viva Yoga Mauladi Foto: Ela Nurlaela/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua Komisi IV DPR, Viva Yoga Mauladi Foto: Ela Nurlaela/kumparan
ADVERTISEMENT
Partai politik was-was menghadapi Pemilu 2019. Selain karena untuk pertama kalinya Pileg dan Pilpres digelar serentak satu hari, jumlah partai nasional bertambah 4 partai, dan ambang batas (parliamentary threshold/PT) bertambah dari 3% menjadi 4% suara sah nasional.
ADVERTISEMENT
LSI Denny JA dalam survei 18-25 Januari dengan 1.200 responden, memprediksi ada beberapa partai yang tak lolos ambang batas. Yaitu Perindo (3,6%), PPP (3,5%), PAN (1,5%), dan lainnya di bawah 1%, yaitu Hanura, PSI, Garuda, PBB, Berkarya dan PKPI.
Merespons itu, Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi, meragukan temuan LSI. Menurutnya, capaian PAN di parlemen sekarang (hasil Pemilu 2014), cukup aman untuk menghadapi pertarungan menuju parlemen di 2019.
"Parliamentary threshold (PT) 4% setara dengan 24 kursi DPR RI. PAN sekarang memperoleh 48 kursi DPR. PAN tidak kaget dengan hasil survei LSI Deny JA, karena sejak tahun 2004 hasil survei LSI tentang elektabilitas PAN selalu dalam kisaran angka itu. Kenyataannya PAN memeroleh 7,6% suara sah nasional," ucap Viva dalam keterangannya, Kamis (21/2).
Rhoma Irama Bergabung dengan PAN Foto: Dok. PAN
Viva mengkiritik temuan LSI Denny JA. Menurutya, ada beberapa kelemahan. Pertama, survei itu tidak dapat memonitor gerakan caleg dan meningkatnya mesin partai dalam beberapa waktu menjelang pencoblosan, sehingga hasil surveinya menghasilan tingkat akurasi dan validasi yang rendah.
ADVERTISEMENT
"Kedua, cara membaca survei. Hasil survei yang katanya bersifat nasional itu tidak dapat atau tidak tepat kemudian diturunkan menjadi survei per dapil. Dipastikan akan rendah tingkat kepercayaannya," tuturnya.
Ketiga, kejujuran dalam menerapkan metode dan hasil statistik sesuai kaidah ilmiah karena lembaga survei itu harus bekerja secara ilmiah-akademis, obyektif, jujur dan berintegritas.
"Jika ada lembaga survei yang merangkap bekerja sebagai lembaga konsultan pemenangan paslon, hendaklah tetap memegang integritas pribadi dan moral, berlandaskan pada nilai akademis, obyektif, dan proposional. Tidak boleh menggadaikan eksistensi lembaga survei demi keuntungan materi," papar Viva.
ADVERTISEMENT
Di Pemilu 1999 yang diikuti 48 partai politik, PAN mendapat suara 7,12%. PAN sudah melakukan survei internal di 80 dapil di seluruh Indonesia. Hasilnya PAN telah lolos PT.
"PAN bekerja sama dengan lembaga PolMark Eef Syaifullah Fatah untuk melakukan survei dapil dan dalam perencanaan strategis pemenangan pemilu," pungkasnya.