Panglima Militer Aljazair Minta Presiden Bouteflika Mundur

27 Maret 2019 9:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika (kiri) dan Kepala Staf Jenderal Aljazair Ahmed Gaid Salah. Foto: AFP/ERIC FEFERBERG, FAROUK BATICHE
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika (kiri) dan Kepala Staf Jenderal Aljazair Ahmed Gaid Salah. Foto: AFP/ERIC FEFERBERG, FAROUK BATICHE
ADVERTISEMENT
Panglima Militer Aljazair, Jenderal Ahmed Gaid Salah, meminta Presiden Abdelaziz Bouteflika untuk segera mengumumkan bahwa ia sudah tidak bisa lagi memerintah.
ADVERTISEMENT
Permintaan itu disampaikan Salah menyusul protes besar di Aljazair yang meminta Bouteflika mundur setelah dua dekade berkuasa.
"Penting dan bahkan sudah menjadi keharusan, untuk mengadopsi solusi keluar dari krisis," sebut Salah seperti dikutip dari AFP, Rabu (27/3).
Presiden Aljazair, Abdelaziz Bouteflika duduk di kursi roda. Foto: REUTERS/Ramzi Boudina
"Ini dilakukan demi merespons permintaan sah rakyat Aljazair dan memastikan pula penghormatan terhadap ketentuan konstitusi untuk melindungi kedaulatan negara," sambung dia.
Salah menambahkan, dalam pasal 102 konstitusi Aljazair dijelaskan presiden harus mundur atau menyatakan tidak bisa menjalankan tugas bila sedang menderita sakit parah.
Bouteflika (82) banjir kecaman setelah beberapa waktu lalu mengumumkan kembali maju dalam pemilihan presiden tahun ini.
Ribuan waraga Aljazair berunjuk rasa meminta Presiden Abdelaziz Bouteflika mundur Foto: REUTERS/Ramzi Boudina
Kecaman datang karena Bouteflika sudah dua dekade memerintah Aljazair dan sejak 2013 divonis menderita stroke.
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan sehari-hari Bouteflika berkegiatan menggunakan kursi roda. Ia juga jarang menampakkan diri di depan publik.
Pada 11 Maret, usai pemeriksaan kesehatan rutin di Swiss, Bouteflika menyatakan mundur sebagai calon presiden di pemilu mendatang.
Namun, pada kesempatan itu ia juga mengumumkan penundaan pemilu sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Penundaan pemilu memicu protes lebih besar lagi di Aljazair. Lapisan masyarakat menuduh penundaan pemilu cuma akal-akalan Bouteflika agar tetap berkuasa.