Panglima TNI Waspadai Ada Senjata Lebih Canggih dari Nuklir

18 Juli 2018 14:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Acara Pembekalan Capaja 2018 (Foto: Yudhistira Amran/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Acara Pembekalan Capaja 2018 (Foto: Yudhistira Amran/kumparan)
ADVERTISEMENT
Di hadapan para Calon Perwira Remaja (Capaja) lulusan Akpol dan Akmil, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengkhawatirkan ancaman senjata yang semakin canggih daripada nuklir, yakni serangan siber.
ADVERTISEMENT
Hadi menjelaskan, ancaman siber dapat muncul di era revolusi industri 4.0. Sebab, segala aspek kehidupan berhubungan dengan teknologi. Hadi meminta seluruh prajurit dapat mewaspadai ancaman itu dan beradaptasi di era revolusi industri 4.0.
“Tadi sudah disampaikan juga, bahwa ancaman sudah berbeda. Untuk itu, semuanya akan kejar (mengantisipasi serangan siber), sehingga dalam pelaksanaan tugas ke depan kita sama-sama menyelesaikan masalah ini,” kata Hadi saat memberi pembekalan kepada Capaja di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (18/7).
Marsekal Hadi Tjahjanto ke korban KM Sinar Bangun. (Foto: Ade Nurhaliza/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Marsekal Hadi Tjahjanto ke korban KM Sinar Bangun. (Foto: Ade Nurhaliza/kumparan)
Menurut Hadi, jika teknologi tak dimanfaatkan dengan baik, maka dapat dimanfaatkan sebagai senjata perang dalam bentuk serangan siber. Hadi juga sempat menampilkan sebuah video tentang senjata teknologi pengganti nuklir.
Dalam video tersebut, nuklir dianggap senjata yang sudah kuno. Bahkan, senjata nuklir kalah dengan pencurian data pribadi di media sosial.
Ilustrasi tim media sosial (Foto: Getty Image)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tim media sosial (Foto: Getty Image)
Menurut Hadi, pencurian data pribadi sangat berbahaya. Data tersebut akan disimpan oleh pihak-pihak tertentu ke dalam suatu sistem big data. Kemudian diunggah ke bentuk artificial intelligence atau kecerdasan buatan dalam bentuk drone sebagai senjata siber untuk perang.
ADVERTISEMENT
“Dan data ini tinggal dipindah ke drone, di mana seperti yang ditayangkan tidak bisa dihentikan. BAIS TNI dan Kemhan juga terus memitigasi, ancaman yang kelihatan maupun tak kelihatan seperti swarm atau drone tadi,” tambah Hadi.
Ilustrasi serangan siber  (Foto: DAMIEN MEYER / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi serangan siber (Foto: DAMIEN MEYER / AFP)
Untuk menghadapi ancaman tersebut, Hadi menegaskan TNI akan terus bersinergi dengan Polri. Pasalnya, Polri sudah teruji dalam mengatasi ancaman siber.
Cyber defend-nya Polri sangat bagus, demikian TNI akan kejar. Sehingga dalam pelaksanaan tugas ke depan kita sama-sama menyelesaikan masalah yang merongrong wilayah kita,” kata Hadi.