Pantun dari Warga Perbatasan Entikong untuk Jokowi

26 Januari 2019 13:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana acara silaturahmi antara Presiden Jokowi dengan masyarakat Dayak di Seasons City, Jakarta. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana acara silaturahmi antara Presiden Jokowi dengan masyarakat Dayak di Seasons City, Jakarta. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi), menghadiri acara Silaturahmi Nasional bersama Masyarakat Dayak. Jokowi juga sempat mendapat hadiah pantun dari salah seorang warga Entikong, Kalimantan Barat.
ADVERTISEMENT
Awalnya, Jokowi yang memberikan sambutan dalam acara itu meminta salah seorang warga perbatasan untuk ke atas panggung. Jokowi ingin mendengar terstimoni mengenai posko perbatasan yang sudah direnovasi di masa pemerintahannya.
Seorang warga Entikong bernama Thomas lantas maju ke depan panggung. Begitu naik ke atas panggung, ia bersalaman dengan Jokowi. Tak hanya itu, Thomas langsung mengucapkan pantun untuk Jokowi.
"Naik sampan berlayar berlabuh, jangan lupa bertambang tali. Kami datang jauh-jauh, untuk mendukung Bapak Jokowi," kata Thomas di Grand Ballroom Seasons City, Jakarta Barat, Sabtu (26/1).
Jokowi di acara Silaturahmi Nasional Masyarakat Dayak (Foto: Yudhistira Amsal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di acara Silaturahmi Nasional Masyarakat Dayak (Foto: Yudhistira Amsal/kumparan)
Pantun itu disambut tawa dan tepuk tangan dari peserta yang hadir di sana. Sementara Jokowi yang berada di sebelah Thomas juga terlihat tersenyum mendengar pantun itu.
ADVERTISEMENT
"Dari Solo ke Jakarta, hingga menembus Pulau Kalimantan. Terima kasih kepada Bapak Joko Widodo, Bapak adalah presiden pelita perbatasan," lanjut Thomas yang juga diikuti riuh tepuk tangah.
Thomas lantas bercerita bahwa dirinya kadang menangis apabila mengingat daerahnya sebelum diperbaiki oleh pemerintah. Menurut dia, daerahnya sudah mengalami banyak kemajuan.
"Selama Bapak Jokowi memimpin selama 4 tahun, luar biasa. Bapak Presiden membangun infrastruktur, dan masyarakat mulai bergairah seperti jaket merah yang dikenakan Bapak," ucap Thomas.
Menurut Thomas, warga di perbatasan seringkali tak mendapat perhatian dari pemerintah. Bahkan ia menyebutnya dengan istilah masa depan suram atau madesu.
"Karena kami yang berada di terdepan, kurang tersentuh. Tapi setelah Bapak jadi presiden, berubah. Jadi mereka (warga negara tetangga) mengatakan, pembangunan kita kalah," bebernya disambut tepuk tangan.
ADVERTISEMENT
"Ya memang lebih bagus kita (pos perbatasan). Bandingkan saja kalau foto," Jokowi menimpali.
Monumen di pos perbatasan Entikong (Foto: Dokumen Humas KemenPU)
zoom-in-whitePerbesar
Monumen di pos perbatasan Entikong (Foto: Dokumen Humas KemenPU)
Selain itu, Thomas juga curhat soal listrik yang ada di perbatasan. Thomas menuturkan masih ada beberapa kecamatan yang listriknya mati.
"Nawacita Bapak di antaranya perbatasan. Masih ada listrik yang belum tersambung," kata Thomas.
"Ini urusan listrik. Tolong kasih tahu di kecamatan mana?" tanya Jokowi.
Kemudian Thomas menjelaskan kepada Jokowi kecamatan mana saja yang belum ada listrik. Meski begitu, Thomas menerangkan hanya sebagian saja kecamatan yang belum ada listrik.
"Ya, langsung nanti. Jangan sampai kita yang di Jawa menikmati listrik, menikmati BBM, tapi masyarakat kita di luar Jawa seperti itu. Ini yang saya sampaikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ujar Jokowi.
ADVERTISEMENT