Pantun di Paripurna: Pimpinan MPR Jangan Sampai Diperiksa KPK

3 Oktober 2019 22:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah anggota DPR RI foto bersama sebelum sidang Paripurna MPR RI di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Kamis (3/10/2019). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah anggota DPR RI foto bersama sebelum sidang Paripurna MPR RI di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Kamis (3/10/2019). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah 10 pimpinan MPR diambil sumpah jabatan dan menandatangani berita acara pelantikan, forum paripurna dikembalikan ke pimpinan sementara Abdul Wahab Dalimunthe dan Brigitta Hillary Lasut.
ADVERTISEMENT
Abdul Wahab mengatakan, setelah penandatanganan ini, maka 10 pimpinan MPR secara definitif resmi menjabat. Ia lalu menyampaikan beberapa pantun yang memukau dan mencuri perhatian rapat paripurna MPR.
"Setelah pengucapan sumpah ini, maka telah ada pimpinan definitif dan kami ucapkan selamat. Dalam kesempatan ini, 'kalau ada kaca yang pecah jangan disimpan di dalam laci, kalau ada yang sakit, jangan disimpan dalam hati'," ucap Abdul Wahab, memicu tepuk tangan di ruang rapat, Komplek Senayan, Jakarta, Kamis (3/10).
Bambang Soesatyo memberikan salam usai terpilih sebagai Ketua MPR terpilih periode 2019-2024 saat Sidang Paripurna MPR RI di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Abdul Wahab kembali berpantun. Pantun yang kedua kali ini mendapat tepuk tangan meriah dari seluruh anggota MPR yang hadir.
"Kalau Anda ke Jember, jangan lupa membeli semangka. Kalau Anda terpilih sebagai pimpinan MPR, jangan sampai diperiksa KPK," ucap Abdul Wahab kembali disambut tepuk tangan yang meriah.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Abdul Wahab mempersilakan kepada 10 pimpinan MPR definitif untuk duduk di kursi pimpinan MPR. Saat ini Bambang Soesatyo sedang memberikan pidato politiknya usai terpilih sebagai Ketua MPR.