Para Sultan Malaysia Bertemu Bahas Pengganti Raja yang Turun Takhta

7 Januari 2019 15:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kuala Lumpur (Foto: Peter Nguyen/Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Kuala Lumpur (Foto: Peter Nguyen/Pixabay)
ADVERTISEMENT
Para sultan penguasa sembilan negara bagian di Malaysia pada Senin (7/1) bertemu membahas soal pergantian raja yang baru turun takhta. Pemerintah Malaysia berharap raja baru mereka segera terpilih.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters yang mengutip kantor berita Bernama, para sultan dan keluarga kerajaan Malaysia bertemu di Istana Negara di Kuala Lumpur. Mereka akan membahas kapan pemilihan untuk memilih raja baru akan dilakukan.
Sehari sebelumnya pada Minggu (6/1), Sultan Muhammad V dari Kelantan menyatakan turun dari takhta. Dia adalah raja pertama dalam sejarah Malaysia yang mengundurkan diri. Dilantik pada 2016, Muhammad V yang berusia 49 tahun adalah raja termuda yang pernah dimiliki Negeri Jiran.
Menurut tradisinya, setidaknya pemilihan raja baru akan dilakukan dalam waktu empat pekan setelah turun takhta. Pemilihan raja bergelar Yang Dipertuan Agong akan dilakukan dalam Konferensi Pemimpin yang diikuti para sultan negara bagian.
Raja Malaysia Muhammad V. (Foto: REUTERS/Edgar Su)
zoom-in-whitePerbesar
Raja Malaysia Muhammad V. (Foto: REUTERS/Edgar Su)
Sejatinya raja berikutnya sudah bisa diketahui karena posisi ini digilir lima tahunan di antara para sultan dalam daftar bernama "daftar pemilih". Berdasarkan daftar, setelah Sultan Kelantan maka yang akan jadi raja berikutnya adalah pemimpin Pahang, Sultan Ahmad Shah.
ADVERTISEMENT
Muhammad V turun takhta setelah muncul kontroversi pernikahan dirinya dengan Miss Moscow 2016 Oksana Voevodina di Moskow Desember tahun lalu. Tidak ada pernyataan kerajaan atau pemerintah terkait pernikahan tersebut kendati foto dan videonya ramai tersebar.
Perdana Menteri Mahathir Mohamad berharap raja baru Malaysia akan segera terpilih. Dia juga menegaskan pemerintah tidak akan ikut campur dalam pemilihan raja tersebut.
"Kami tidak akan ikut campur dalam masalah itu. Yang Dipertuan Agong berikutnya akan ditentukan oleh Konferensi Pemimpin," kata Mahathir.