news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Para Wanita Tangguh di Jantung Kota Yogyakarta

17 Mei 2019 12:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buruh gendong saat menuruni tangga membawa beban. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Buruh gendong saat menuruni tangga membawa beban. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Di tengah hiruk pikuk keramaian Pasar Beringhajo, Yogayakarta terdapat wanita-wanita tangguh yang siap membantu para pengunjung untuk membawakan barang bawaan mereka. Bermodalkan kain lurik yang melekat di bahu dan kekuatan tubuh, para wanita tangguh ini siap menawarkan jasa angkut kepada para pelanggan.
ADVERTISEMENT
Menyusuri lorong-lorong, menaiki hingga menuruni anak tangga, dengan beban berpuluh-puluh kilo di punggung dan buliran keringat yang bercucuran seakan tak menyurutkan niat mereka untuk mengais rejeki.
Buruh gendong saat menunggu pelanggan untuk menggunakan jasanya. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Buruh gendong saat menanti pelanggan. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Para wanita tangguh ini rata-rata sudah memasuki usia yang tak muda lagi, dengan tubuh rentanya mereka masih sanggup untuk mengangkat beban hingga 60 kg dalam sekali angkut.
Beras, kacang, gula aren, hingga barang belanjaan lainnya pun sanggup mereka 'gendong'.
Dengan upah seikhlasnya, mereka bisa menghasilkan uang mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 60 ribu rupiah dalam sehari, "Ndak tentu, seikhlasnya yang ngasih saja" ujar Mbah Sariyem (75), salah satu wanita tangguh yang sudah 45 tahun menggeluti pekerjaan ini.
Buruh gendong berjalan mengangkut barang. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Buruh gendong berjalan menuruni tangga dengan beban di punggungnya yang berat. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Pegal-pegal di seluruh tubuh seakan sudah tak dirasa lagi. Mobil angkutan 'kuning' langganan pun siap mengantarkan para wanita tangguh ini melintasi jarak berpuluh-puluh kilo dari Kabupaten Kulon Progo menuju Kota Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Pulang pergi Kulon Progo-Pasar Beringharjo di setiap harinya sudah menjadi rutinitas Mbah Sariyem dan wanita tangguh lainnya.
Buruh gendong tetap berjalan saat membawa muatan yang berat. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Buruh gendong mengantarkan barang hingga lokasi parkir kendaraan. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Buruh gendong saat membawa barang menuju lokasi parkir. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Tuntutan ekonomi dan keperluan keluarga yang harus dipenuhi membuat para buruh gendong seakan mengabaikan beban yang dipikulnya.
Upah yang tidak seberapa, dengan mengorbankan kesehatan mau tidak mau harus mereka jalani demi asap dapur tetap mengepul.
Kerut pada tangan terlihat jelas dari salah satu buruh gendong. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Buruh gendong mendapatkan upah usai mengantarkan barang. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Buruh gendong beranjak pulang menggunakan bus kuning usai bekerja. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan