Paramadina: Rilis 7 PTN Terpapar Radikalisme Belum Matang

9 Juni 2018 11:43 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rektor Universitas Paramadina Prof Firmanzah. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rektor Universitas Paramadina Prof Firmanzah. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
ADVERTISEMENT
Rektor Universitas Paramadina Prof Firmanzah menyayangkan rilis BNPT yang menyebut ada 7 perguruan tinggi negeri (PTN) telah terpapar dan menjadi persemaian bibit radikalisme. Menurutnya, rilis itu tidak dikomunikasikan terlebih dahulu sebelumnya. Dengan demikian, rilis BNPT itu bisa memberi dampak yang besar terhadap citra kampus.
ADVERTISEMENT
"Pola komunikasi isu sangat sensitif dan membutuhkan diskusi yang intens karena terkait metodologi. Bagaimana dampaknya. Menurut saya pemerintah perlu berhati-hati. Mungkin sebelum dikomunikasikan ke publik kami rektor diundang dulu," kata Firmanzah dalam diskusi 'Gerakan Radikal di Kampus?' di Gado-Gado Boplo, Jalan Gereja Theresia, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (9/6).
Selain itu, ia menilai substansi radikalisme belum begitu jelas. Sehingga menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat. Menurut Firmanszah, pembahasan pemerintah terkait perguruan tinggi terpapar radikalisme masih belum matang. Pemerintah belum menganalisa terkait dampak dikeluarkannya rilis tersebut.
"Belum ada pembahasan yang lebih matang dan menganalisa dampak. Terkait keamanan, ketertiban, otonomi kampus, bagaimana memilah dan penanganan. Sehingga pemerintah tidak dituduh melanggar kebebasan akademik," kata dia
Rektor Universitas Paramadina Prof Firmanzah. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rektor Universitas Paramadina Prof Firmanzah. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
Terlebih lagi, 7 PTN yang dirilis pemerintah masih di sifat persepsi. Karena itu, rilis BNPT terkait kampus yang terpapar radikalisme hanya menimbulkan kehebohan dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Bagaimana mencari solusi antara dua kutub. Tidak bisa buru-buru yang menciptakan kehebohan. Tujuh perguruan tinggi juga katanya masih persepsi, jadi dimentahkan lagi oleh pemerintah. Saya menyayangkan hal ini," pungkasnya.
Sebelumnya, BNPT merilis 7 PTN yang dicurigai sebagai tempat persemaian bibit radikalisme. Yakni Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Diponegoro (Undip), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Kemudian Universitas Airlangga (Unair) dan Universitas Brawijaya (UB) juga diduga sebagai tempat penyebaran paham radikalisme. Direktur Penanggulangan BNPT Brigjen Pol Hamli menyatakan data itu didapat dari data penelitian.