news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Partai Brexit Inggris Menangi Pemilu Eropa, Wajah Lama Muncul Lagi

27 Mei 2019 13:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Politisi sayap kanan Inggris Nigel Farage. Foto: Reuters/Christian Hartmann
zoom-in-whitePerbesar
Politisi sayap kanan Inggris Nigel Farage. Foto: Reuters/Christian Hartmann
ADVERTISEMENT
Partai baru Inggris, Partai Brexit, secara mengejutkan memenangi pemilu parlemen Eropa pada Minggu (26/5). Pemimpin partai tersebut, Nigel Farage, adalah wajah lama yang sempat menghilang dalam drama Inggris keluar dari Uni Eropa atau Brexit.
ADVERTISEMENT
Menurut perhitungan sementara yang dirilis BBC, Partai Brexit telah memenangkan 28 kursi, Liberal 15 kursi, buruh 10, Partai Hijau 7, Konservatif 3, dan Plaid Cymru 1. Total Inggris akan menentukan 73 anggota dari 751 kursi parlemen Eropa.
"Tidak pernah sebelumnya dalam politik Inggris partai baru, yang diluncurkan enam pekan lalu, mengungguli poling dalam pemilihan nasional," kata Farage, dikutip Reuters.
Inggris masih tergabung dengan parlemen Eropa karena Brexit molor eksekusinya. Negara itu melewatkan tenggat waktu 29 Maret dengan berbagai perpecahan soal mekanisme Brexit di tubuh partai berkuasa, Partai Konservatif.
Theresa May. Foto: Reuters/Toby Melville
Puncak perpecahan ini adalah mundurnya Perdana Menteri Theresa May pada Jumat pekan lalu. Batas akhir kedua Brexit adalah Oktober mendatang, dengan atau tanpa kesepakatan antara Inggris dan Uni Eropa.
ADVERTISEMENT
Walau referendum 2016 telah menghasilkan Inggris keluar dari Uni Eropa, namun publik dan partai politik negara itu masih terpecah.
Mereka yang pro-Uni Eropa mengatakan Brexit akan membuat Inggris miskin karena keluar dari sistem dagang Eropa. Partai Liberal Demokrat bahkan menyerukan referendum Brexit kedua. Sementara pendukung Brexit mengatakan kerugian Inggris hanya akan sekejap saja, sementara dampak ekonomi jangka panjang akan jauh lebih baik.
Politisi sayap kanan Inggris Nigel Farage. Foto: Reuters/Parlemen EU
Anggota parlemen Eropa tidak memiliki kontribusi langsung terhadap isu-isu dalam negeri seperti Brexit. Mereka hanya memiliki suara dalam kebijakan Uni Eropa selama masih di parlemen Eropa. Namun Farage meminta agar dia dan partainya dilibatkan dalam negosiasi Brexit.
"Kami ingin jadi bagian dari tim negosiasi. Jika kita tidak keluar (dari Eropa) pada 31 Oktober maka hasil penghitungan suara Partai Brexit hari ini akan terulang pada pemilihan umum dan kami telah bersiap," kata Farage.
ADVERTISEMENT
Wajah Lama
Farage merupakan pemain lama dalam perpolitikan Inggris. Dia memang tidak pernah terpilih jadi anggota parlemen Inggris, namun politisi 55 tahun ini telah dua dekade duduk di parlemen Eropa.
Pengamat menyebut Farage sebagai oposisi paling pandai memicu kemarahan rakyat soal imigrasi. Beberapa waktu lalu, dia disiram milkshake oleh warga saat berkampanye.
Keluarnya Inggris dari Uni Eropa juga tidak terlepas dari peran Farage. Ketika dia masih memimpin Partai Kemerdekaan Inggris (UKIP) dia menekan PM Inggris ketika itu David Cameron untuk melakukan referendum.
Pemimpin Partai Brexit Nigel Farage dilempari milkshake saat berkampanye di Newcastle. Foto: Reuters/Scott Heppell
Ketika referendum meloloskan Brexit, Farage mundur perlahan dari perpolitikan Inggris dan keluar dari UKIP. Dia muncul kembali dengan Partai Brexit tahun ini dengan alasan pemerintahan May mengkhianati hasil referendum dengan tidak juga membuat Inggris keluar dari Eropa.
ADVERTISEMENT
Targetnya saat ini adalah merebut pemerintahan dari Partai Konservatif. Bisa jadi, dengan mundurnya May pemilu akan digelar lebih dini. Farage tengah mempersiapkan 650 calon anggota parlemen Inggris untuk mengalahkan dominasi dua partai utama, Konservatif dan Buruh.
"Sistem dua-partai di Inggris yang mendominasi semuanya selama 100 tahun terakhir untuk pertama kalinya akan berada dalam masalah," kata Farage.