Partai Garuda, Bergerak dalam Senyap untuk Bersaing di 2019

19 Februari 2018 19:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengambilan nomer urut Partai Garuda (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pengambilan nomer urut Partai Garuda (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pileg 2019 akan diramaikan dengan 4 pemain baru yang akan berebut suara dengan 10 partai lama yang lolos verifikasi. Salah satu dari keempat partai tersebut adalah Partai Garuda yang mungkin masih jarang terdengar namanya.
ADVERTISEMENT
Meski nyaris tidak pernah terdengar gaungnya, Ketua Umum Partai Garuda, Ahmad Ridha Sabana, mengaku lolosnya Partai Garuda ke dalam deretan 14 partai yang akan maju di Pileg 2019 bukanlah hal yang mengagetkan. Sebab, partainya sudah berkiprah cukup lama, bahkan telah tercatat resmi di Kementerian Hukum dan HAM sejak April 2015 silam.
Dalam waktu sekitar 2,5 tahun sejak resmi diakui pemerintah, Partai Garuda memfokuskan diri untuk memperkuat massa di tingkat pusat dan daerah, hingga ke tingkat kecamatan. Walaupun, Ahmad Ridha mengakui, bekerja keras bukan berarti partainya harus gembar-gembor soal itu.
"Karena kita ingin bekerja dulu, sehingga hasil kita bisa terlihat," jelas Ahmad Ridha di Hotel Lumire, Jalan Senen Raya No. 135, Senen, Jakarta Pusat, Senin (19/2).
ADVERTISEMENT
Ia optimistis, meski untuk pertama kalinya mengikuti pileg, namun secara jumlah kepengurusan di kabupaten kota dan kecamatan partainya lebih unggul dari partai baru lainnya; PSI, Perindo, dan Partai Berkarya. Bahkan, dengan tegas ia menyatakan partainya telah menempati urutan tengah berdasarkan catatan Sipol di KPU RI.
"Jumlah kepengurusan sebagai syarat KPU, jumlah kita lebih banyak dibandingkan partai-partai yang lain yang baru, dibanding yang lama posisi kita middle. Artinya pola yang diterapkan di awal berjalan dengan baik," ucapnya.
Konpers Partai Garuda. (Foto: Moh Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konpers Partai Garuda. (Foto: Moh Fajri/kumparan)
Namun, lolosnya Partai Garuda rupanya tidak luput dari isu-isu miring yang mulai bermunculan. Baru-baru ini, Partai Garuda justru menjadi bahan pembicaraan karena dianggap sebagai 'sempalan' dari partai besutan Prabowo Subianto, Gerindra.
Bagaimana tidak, keduanya sama-sama menggunakan garuda sebagai lambang partai. Meski, di Partai Gerindra, penggambaran garuda hanya terbatas pada kepalanya saja, sedangkan di Partai Garuda, sosok burung garuda digambarkan utuh dalam bentuk siluet berwarna emas dengan latar emas.
ADVERTISEMENT
Namun, isu liar tersebut langsung ditepis jauh-jauh oleh Ahmad Ridha.
"Wajar jika kami punya lambang burung garuda, karena lambang negara kita adalah Garuda Pancasila. Menurut catatan kami, banyak partai politik pasca reformasi yang juga punya lambang burung garuda," ungkap Ahmad Ridha.
Isu lain, Partai Garuda dikaitkan dengan Siti Hardijanti Rukmana alias Tutut, putri Presiden kedua RI, Soeharto. Isu yang berkembang, Tutut merupakan orang yang berada di belakang Partai Garuda.
Isu ini juga langsung dibantah Partai Garuda. Sebagai Direktur PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Ahmad mengakui ia memang memiliki hubungan baik dengan mantan kakak ipar Prabowo, Tutut. Namun, ia mengaku hubungan keduanya hanya terbatas pada masalah kerja sama saat masih di TPI.
ADVERTISEMENT
"Kami pernah bekerja sama dengan beliau membantu menyelesaikan kasus TPI, tapi kita sudah tidak bekerja sama lagi. Itu sudah lama dan kami sudah tidak duduk sebagai presiden direktur di TPI jadi kami tidak ada kaitan lagi," tegasnya.
Partai Garuda. (Foto: Facebook/Jeffry Yuliyanto‎)
zoom-in-whitePerbesar
Partai Garuda. (Foto: Facebook/Jeffry Yuliyanto‎)
Ahmad Ridha memastikan, jika ada hubungannya dengan partai lain, tentunya hanya sebatas kedekatan antar partai saja. Sebab, ia menegaskan, Partai Garuda adalah partai mandiri yang tidak pernah berafiliasi dengan partai mana pun.
"Seluruh anggota kami tidak berpartai (sebelumnya), walaupun pernah berpartai pasti sudah keluar," ucapnya.
Ia menekankan, Partai Garuda berdiri bukan karena adanya permintaan dari kelompok tertentu, melainkan murni dari hasil diskusi dan ikhtiar para pemuda. Sejak awal, Ahmad Ridha menjelaskan, ia sudah sering berkumpul dan berdiskusi dengan para pemuda lainnya hingga akhirnya tercetuslah ide untuk membentuk Partai Garuda.
ADVERTISEMENT
"Kami mendapatkan ide bagaimana menampung aspirasi teman-teman pemuda, atau kerinduan masyarakat untuk mengaspirasikan suaranya. Akhirnya kami mulai membentuk (partai) dengan cara kami," kisahnya.
Kerja keras dalam senyap dari daerah ke daerah rupanya berbuah manis. Ahmad Ridha mengaku, saat ini kepengurusan Partai Garuda di daerah sudah mencapai 97 persen di kabupaten, dan lebih dari 75 persen di tingkat kecamatan. Hasil tersebut, sudah diakui secara resmi oleh KPU.
"Hal inilah yang sering muncul, bahwa kami tidak pernah terdengar, tiba-tiba ada. Tapi kami sedang bekerja sebetulnya. Kami ada, dan kami telah bekerja," tegasnya.