Partai Junta Unggul, Pemilu Thailand Dituding Penuh Kecurangan

25 Maret 2019 12:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana penghitungan suara di Bangkok, Thailand, Minggu (24/3). Foto: REUTERS/Athit Perawongmetha
zoom-in-whitePerbesar
Suasana penghitungan suara di Bangkok, Thailand, Minggu (24/3). Foto: REUTERS/Athit Perawongmetha
ADVERTISEMENT
Partai yang didukung junta militer memimpin perolehan suara pemilu Thailand. Hal tersebut memicu tuduhan dari kelompok oposisi bahwa pemilu itu penuh kecurangan.
ADVERTISEMENT
Rencananya, pengumuman pemenang pemilu di Thailand diumumkan pada Senin (25/3) sore waktu setempat. Namun, dari 94 persen suara yang sudah dihitung Partai Palang Pracharat telah mengumpulkan suara sebanyak 7,69 juta suara.
Sementara, penantangnya Partai Pheu Thai mendapat 7,23 juta suara. Pheu Thai merupakan partai yang terhubung dengan dua mantan PM yaitu Thaksin dan Yingluck Shinawatra.
Suasana penghitungan suara di Bangkok, Thailand, Minggu (24/3). Foto: REUTERS/Athit Perawongmetha
Menurut juru bicara Partai Pheu Thai, Ladawan Wongsriwong, pihaknya menaruh kecurigaan besar telah terjadi kecurangan demi memenangkan Prayuth.
"Ada kecurigaan soal surat suara tambahan, jumlah surat suara di beberapa distrik, lebih tinggi dari jumlah pemilih," sebut Wongsriwong seperti dikutip dari Reuters, Senin (25/3).
"Termasuk kecurigaan kami mengenai laporan pembelian suara," sambung dia.
Suasana pemilu di Thailand. Foto: Reuters
Sebelum pemilu Thailand pada Minggu (24/3) berlangsung, kritikus pemerintahan menuding akan terjadi kecurangan. Sebab, sejumlah kebijakan jelang pemilu seperti dibuat untuk memenangkan partai pendukung junta, salah satunya perubahan sistem elektoral dan beberapa kali penundaan pelaksanaan pemilu.
ADVERTISEMENT
Pemilu 2019 ini merupakan yang pertama sejak junta militer berkuasa pada 2014 lalu. Kekusaan PM Prayuth dilakukan lewat kudeta tak berdarah yang melengserkan PM Yingluck Shinawatra.