Partai Pendukung Jokowi: Sandi Dipaksa Jadi Santri

12 Agustus 2018 16:33 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno beraktivitas di Balai Kota, Jakarta, Kamis (9/8). (Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno beraktivitas di Balai Kota, Jakarta, Kamis (9/8). (Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
ADVERTISEMENT
PPP sebagai salah satu partai pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin meyakini pemilih di Pilpres 2019 akan mampu membedakan kandidat yang santri tulen dan mana yang tidak.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum PPP Arwani Thomafi menuturkan, saat ini banyak politisi yang hendak maju di pileg mendadak mengubah penampilannya menjadi santri. Ia menduga perubahan mendadak tersebut akan berdampak pada calon presiden tertentu.
"Sekarang banyak bacaleg-bacaleg yang sudah mengubah wujudnya jadi santri. Saya khawatir ini nular ke capresnya," ujar Arwani di Sekretariat Samawi, Jakarta Pusat, Minggu (12/8)
Arwani kemudian menyindir bakal cawapres Sandiaga Uno, yang menurutnya merupakan santri dadakan. Ia meyakini publik sudah cerdas menentukan santri asli maupun yang dadakan.
"Ada yang pengin jadi santri dadakan. Itu harus dibedakan. Pemilih harus cerdas mana yang asli mana yang palsu. Saya yakin sosok Sandi yang bukan santri ya, dipaksa jadi santri," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Arwani Thomafi  Waketum PPP (Foto: Dok. Arwani Thomafi)
zoom-in-whitePerbesar
Arwani Thomafi Waketum PPP (Foto: Dok. Arwani Thomafi)
Arwani menjelaskan, di Pilpres 2019 isu anti-Islam tak akan menerpa Jokowi sebab calon wakil Jokowi sudah sangat islami.
"Saya yakin isu agama di 2019 ndak ada lagi. Wong cawapres pak Jokowi orang paling kyai, orang paling alim. Kyai, politisi, semua pernah dijalani, anggota MPR, Wantimpres dan sebagainya. Dia juga pakar ekonom. Dia juga anggota dewan ekonomi syariah," pungkasnya.
Sebelumnya, pada 9 Agustus 2019 sehari sebelum pendaftaran cawapres, Presiden PKS Sohibul Iman mengatakan bahwa Sandiaga juga merupakan santri, lebih tepatnya santri post-islamisme. Sebutan ini kemudian banyak dibicarakan di media sosial. Rata-rata mereka mempertanyakan makna santri post-islamisme seperti yang disebutkan Sohibul.
"Mungkin beliau (Sandi) dalam kacamata kita selama ini tidak terkategori sebagai santri. Tapi saya kira beliau hidup di alam modern dan mengalamai proses Islamisasi. Sandi adalah sosok santri di era post Islamisme," ucap Sohibul, di Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (9/8).
ADVERTISEMENT