Pasar Seni Lukisan Indonesia di Jatim Batal Digelar

21 Agustus 2019 16:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lukisan minyak karya Joseph Finnemore yang menggambarkan suasana perundingan Perjanjian Versailles. Foto: Dok. Museum Nasional Australia
zoom-in-whitePerbesar
Lukisan minyak karya Joseph Finnemore yang menggambarkan suasana perundingan Perjanjian Versailles. Foto: Dok. Museum Nasional Australia
ADVERTISEMENT
Pasar Seni Lukisan Indonesia (PSLI) di Jawa Timur tahun ini dipastikan batal. Hal ini terkait dengan persoalan jadwal dan manajemen.
ADVERTISEMENT
Sanggar Merah Putih sebagai penyelenggara telah mengirimkan surat resmi terkait pembatalan ini kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada 19 Agustus lalu.
"Penyebabnya tidak lain karena pihak manajemen gedung JX International yaitu PT Gedung Expo Wira Jatim sebagai anak perusahaan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) PT PWU (Panca Wira Usaha) Jatim, kami nilai tidak profesional, tidak beretika dan bertindak sewenang-wenang," kata Ketua Sanggar Merah Putih, M Anis, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/8).
"Karena secara sepihak menggeser jadwal pelaksanaan yang sudah ditetapkan sejak bulan Oktober tahun lalu," sambungnya.
Berikut isi lengkap surat yang dikirim Sanggar Merah Putih ke Khofifah:
Dengan hormat, semoga Ibu Gubernur dan kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT. Bersama ini kami Sanggar Merah Putih, sebagai penyelenggara PSLI (Pasar Seni Lukisan Indonesia) tiap tahun di gedung JX International (Jatim Expo), dengan permohonan maaf sebesar-besarnya memberitahukan kepada Ibu Gubernur bahwa pelaksanaan PSLI XII tahun ini yang sedianya berlangsung 11 s/d 20 Oktober 2019 di hall JX International, dengan terpaksa pelaksanaannya kami batalkan.
ADVERTISEMENT
Penyebabnya tidak lain karena pihak manajemen gedung JX International yaitu PT Gedung Expo Wira Jatim sebagai anak perusahaan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) PT PWU (Panca Wira Usaha) Jatim, kami nilai tidak profesional, tidak beretika dan bertindak sewenang-wenang, karena secara sepihak menggeser jadwal pelaksanaan yang sudah ditetapkan sejak bulan Oktober tahun lalu.
Pihak manajemen mengurangi hari pelaksanaan dari 10 hari menjadi 7 hari, dan dengan sewenang-wenang pula menaikkan uang sewa dari Rp 330 Juta (termasuk PPN 10 persen) menjadi Rp 770 Juta (belum termasuk PPN). Pada lampiran pertama, kami sampaikan salinan surat konfirmasi dari pihak PT Gedung Expo Wira Jatim yang kami terima bulan Juni, yang menyebut tanggal pelaksanaan sesuai rencana semula yaitu selama 10 hari dari 11 s/d 20 Oktober 2019, dengan sewa Rp 330 juta termasuk PPN.
ADVERTISEMENT
Pada lampiran kedua, adalah kopi surat bertanggal 6 Agustus 2019, yang secara sepihak menggeser pelaksanaan serta mengurangi hari pelaksanaan dengan uang sewa yang lebih dari dua kali lipat, tanpa terlebih dahulu mengkomunikasikan dengan kami, kecuali salah satu staf pada tanggal 6 Agustus itu mengirim pesan melalui WA untuk memberitahu PSLI diundurkan menjadi tanggal 18 s/d 24 Oktober 2019 karena berkaitan pameran properti dan pameran buku Big Bad Wolf (BBW).
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
Menggeser waktu pelaksanaan, tentu saja akan berdampak mengingat waktu yang makin mendekat, sementara persiapan kami dan para peserta yang datang dari seluruh Indonesia sudah optimal untuk pelaksanaan yang sudah setahun kami lakukan, termasuk promosi dan sebagainya. Demikian juga para mitra yang telah berkomitmen akan mengundurkan diri apabila pelaksanaan PSLI diundurkan dari kesepakatan semula.
ADVERTISEMENT
Perlu kami sampaikan kepada Ibu Gubernur bahwa PSLI adalah even reguler tiap tahun yang kami selenggarakan untuk memeriahkan HUT Provinsi Jawa Timur. Tahun ini, semestinya adalah yang kedua belas kalinya PSLI kami selenggarakan.
Even ini tiap tahun diikuti oleh sekitar 200 pelukis dari seluruh Indonesia, dan sudah menjadi agenda para seniman tiap tahun. Tahun lalu, 2018, oleh Kementerian Pariwisata RI, even ini dimasukkan ke dalam 100 Event Nasional, Wonderful Indonesia.
Sebelumnya, PSLI berlangsung di gedung dan pelataran Balai Pemuda, Jl. Gubernur Suryo Surabaya. Oleh Pemprov Jatim even ini diminta untuk dipindahkan ke gedung JX International, karena ketika itu gedung ini belum tersosialisasi dengan baik ke masyarakat, dan sepi pengguna. Karena itu sejak 2013, pelaksanaan PSLI kami pindahkan ke JX International yang tidak lain milik Pemprov Jatim.
ADVERTISEMENT
Sejak pertama kali kami selenggarakan, visi PSLI adalah membantu dan memfasilitasi para pelukis untuk bertemu dengan kolektor, galeri serta masyarakat pecinta seni. Selain itu, PSLI juga menjadi ajang bagi para pelukis untuk memperluas jaringan yang selama ini tidak mudah mereka lakukan.
PSLI adalah ajang silaturahmi antar pelukis dan seniman, dan PSLI juga menjadi ajang edukasi bagi para siswa-siswi karena banyak sekolah di Surabaya dan Sidoarjo yang memberi penugasan kepada para siswanya untuk mengunjungi dan membuat laporan tentang PSLI.
Demikian yang dapat kami sampaikan kepada Ibu Gubernur Jawa Timur, tentang kami batalkannya
PSLI tahun ini, karena tidak profesional dan tidak beretikanya pihak manajemen pengelola gedung JX International, yaitu PT Gedung Expo Wira Jatim. Sebagai aset milik pemerintah daerah, seharusnya sarana ini tidak semata-mata dikelola untuk mengejar pemasukan, tetapi juga dapat dimanfaatkan masyarakat antara lain untuk berekspresi dan berapresiasi seni serta meng edukasi, dengan tetap dikelola secara profesional dan beretika.
ADVERTISEMENT
Sekali lagi kami mohon maaf atas pembatalan pelaksanaan PSLI tahun ini. Sebelumnya kami sampaikan terima kasih atas perhatian Gubernur Jawa Timur, Ibu Khofifah Indar Parawansa.