‘Pasukan’ Dokter Terawan Melawan

8 April 2018 10:56 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sarah Diana melawan arus. Saat surat pemecatan sementara Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kepada Dokter Terawan Agus Putranto tersebar, ia bukannya memberikan dukungan kepada sang dokter seperti kebanyakan orang, tapi justru berdiri di seberang.
Sarah, melawan kepercayaan yang menyebar di masyarakat, percaya bahwa keputusan IDI adalah yang terbaik. Musababnya, ia melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana pamannya cacat karena metode ‘cuci otak’ Terawan pada 2015.
Saat itu, niatan Terawan menghindarkan Gerald Liew dari kemungkinan aneurisma (pembengkakan pembuluh darah) di masa depan, gagal. Kesalahan di ruang operasi malah membuat Gerald lumpuh total.
Kepada Sarah, istri Gerald, Becky Liew, dan putra sulungnya, John Liew, Terawan mengatakan terjadi kecelakaan saat pemasangan koil (kawat tipis untuk menyumbat pembuluh darah yang membengkak). Kecelakaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
ADVERTISEMENT
“Aku nanya ke Dokter Terawan (kenapa bisa begitu). Dia bilang enggak tahu kenapa bisa kayak gitu. Karena koilnya udah berada di posisi yang benar, kalau kata dia. Intinya, aku merasa dia menyalahkan koilnya,” kata Sarah menceritakan ulang percakapannya dengan Terawan tiga tahun lalu.
“[...] dia juga bilang kliennya pejabat-pejabatlah, segala macam, dianya juga pensiunan jenderal,” kata Sarah kepada kumparan, Rabu (4/4). “Poinnya, intinya aku sih nangkepnya ya, ‘Lo jangan ngutak-ngatik gue, gue punya backing-an.’”
Terawan mungkin memang bukan dokter biasa. Ketika surat pemecatan IDI menyebar awal minggu ini, pejabat, politisi, hingga petinggi militer langsung pasang badan. Tak main-main. Betapa tidak, sebab banyak pejabat telah merasakan ‘tangan dingin’ Terawan dan sembuh olehnya.
Ilustrasi Dokter Terawan (Foto: Faisal Nu'man/kumparan)
Yang perdana adalah Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie. Politisi berumur 71 tahun ini merasa berutang budi kepada sang dokter karena pernah menyelamatkan nyawanya beberapa tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Kepada kumparan, Ical menceritakan kilas balik tentang serangan stroke yang ia alami pada 2012. Melalui rekomendasi Prof. dr. Joko Rahardjo yang saat itu anggota tim dokter kepresidenan, Ical dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto untuk mendapatkan penanganan langsung dari Terawan.
Ical seperti masuk bengkel ketok magic. Bukan sulap bukan sihir, Ical yang sempat tak sadarkan diri, seketika sehat kembali.
“[...] langsung dilakukan DSA kepada saya. Setelah setengah jam, saya langsung sadar. Dan setelah saya sadar, pada waktu itu jam 3 sore, saya sudah diperbolehkan keluar. Saya sudah bisa jalan dan saya sudah bisa tahu (bahwa saya) sadar dengan sepenuhnya,” tutur Ical. Puji Tuhan.
Dokter Terawan. (Foto: Chandra Dyah Ayuningtyas/kumparan)
Maka, ketika pemecatan Terawan santer terdengar, Ical langsung bergerak di media sosial. Ia jadi yang pertama menggaungkan tagar #SaveDokterTerawan. Hingga Jumat (6/4), fotonya bersama Terawan di Instagram telah di-like sebanyak 998 kali dan mendapat 78 komentar. Di Twitter pun sama. Dari empat cuitannya yang membela Terawan, ia menghasilkan 53 komentar, 690 retweets, dan 709 likes.
ADVERTISEMENT
Akibatnya cukup masif: tagar #SaveDokterTerawan telah di-twit sebanyak 335 kali dalam waktu tiga hari. Lonjakan terjadi pada Kamis (5/4), ketika tagar tersebut telah ditwitkan sebanyak 214 kali. Sedang di Instagram, tagar yang sama dituliskan sebanyak 369 kali. Kebanyakan dibuat pada hari Rabu (4/4), saat tagar itu karena menyentuh angka 140 postingan.
Ical juga menyebut nama-nama lain yang menjadi pasien sukses sang Dokter. Semua punya nama dan pengaruh yang tak kalah besar dari dia. Misalnya, mantan orang nomor satu di Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mantan kepala Badan Intelijen Negara AM Hendropriyono, hingga mantan wapres Tri Sutrisno.
Seakan menjawab panggilan, mereka yang namanya disebut, lantas ikut bersuara membela Terawan. Sebab inilah dokter yang merawat dan menyelamatkan mereka selama ini.
ADVERTISEMENT
Bagi SBY, Terawan adalah sosok spesial. Terawan menjadi anggota tim dokter kepresidenan pada periode kedua ia menjabat, yakni tahun 2009 hingga 2014. Maka, tak mengherankan apabila SBY tak kalah aktif menjadi anggota ‘pasukan’ yang membela Terawan.
Dalam video bertajuk SBY Today, delapan menit penuh ia habiskan menyebut pemecatan Terawan “sangat mengejutkan”, bahwa Terawan adalah “champion” dan punya “jasa yang amat besar”, serta bahwa IDI “tidak boleh begitu saja memberhentikan” Terawan hanya karena masalah metodologi yang belum sah.
SBY juga menegur Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) terkait prosedur yang harus mereka taati kalau Terawan mau memenuhi panggilan mereka.
RSPAD Gatot Soebroto. (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
“Ingat, dr. Terawan itu Mayor Jenderal TNI, pemimpin RSPAD di bawah Kepala Staf TNI AD, di bawah Panglima TNI. Jadi, tentunya mekanisme untuk berkomunikasi juga diingat. Berbicaralah dengan pimpinan Angkatan Darat baik-baik. Mungkin itu cara yang baik untuk segera menyelesaikan masalah ini,” ucap SBY, mengingatkan.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah ikut terheran-heran saat mengetahui dokter yang diberi penghargaan oleh Hendropriyono sebagai penemu ‘Terawan Theory’ ini dipecat oleh IDI. Ia meminta Menteri Kesehatan Nila Moelek turun tangan dalam persoalan ini.
“Ini kan melibatkan dokter pribadi presiden, mbok ya duduk dong menteri kesehatannya, rekonsiliasi dong,” kata Fahri di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (4/4). “Maksud saya, dr. Terawan itu dokternya presiden. Artinya kalau orang dipecat nangani presiden bagaimana, kan itu harus dianggap serius.”
Belum cukup semua dukungan itu, Prabowo Subianto ikut sumbang suara. Ketua Umum Partai Gerindra ini mengatakan pernah ditangani Terawan dengan metode cuci otak. Tak hanya sekali --pun tak cukup dua-- tapi tiga kali.
ADVERTISEMENT
“Saya, Prabowo Subianto, pernah dibantu oleh dr. Terawan dan timnya, sehingga saya sekarang fit dan bisa lima jam pidato,” ucap Prabowo di Jakarta, Kamis (5/4). Ia meminta IDI meninjau kembali keputusannya memecat Terawan.
“Di mana-mana orang belajar dari beliau. Kaget saya. Saya bukan ahli, tapi saya harap ke IDI tolonglah cari titik terbaik,” kata Prabowo memohon.
Sebetulnya, jauh sebelum semua nama-nama besar tersebut pasang badan akibat pemecatan Terawan, satu sosok sudah lebih dahulu panjang lebar memuji kiprah Terawan dan metode cuci otaknya. Ia adalah Dahlan Iskan.
Di blog pribadinya, Dahlan bercerita soal pengalaman otaknya dicuci oleh Terawan pada 2013. Dahlan, yang saat itu masih menjabat menteri BUMN, sangat detail menggambarkan proses sebelum, saat, hingga sesudah “cuci otak” itu dilakukan.
Metode cuci otak Dokter Terawan. (Foto: Basith Subastian/kumparan)
Dahlan mengaku tahu bahwa metode cuci otak ini masih kontroversial dan tahu pula bahwa “kalangan dokter masih terbelah pendapat mereka.” Meski begitu, ia tetap melakukannya dengan alasan ingin menghindari “bahaya stroke atau pendarahan di otak yang biasanya datang tiba-tiba”.
ADVERTISEMENT
Apalagi saat didiagnosis, Terawan menyebut Dahlan sudah mulai mengalami penyumbatan di otak kirinya.
Prosesi lengkap pun ia laksanakan--periksa darah, jantung, paru-paru, MRI, sampai memetakan saraf otak. Meski begitu, satu hal jadi sorotan Dahlan soal metode cuci otak ini.
“Di otak dan mulut saya terasa ‘pyar’ yang lembut disertai rasa Mentos yang ringan. Itulah rasa yang ditimbulkan oleh cairan pembasuh yang disemprotkan ke saluran darah di otak,” tulisnya.
Secara umum, Dahlan puas dengan pengobatan Terawan. Ia bahkan menyesali mengapa metode ini belum diterima oleh dunia kedokteran secara luas.
Dahlan tidak sendiri saat mengungkapkan efek yang dia rasakan dari pengobatan itu. Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie, mengemukakan hal serupa. Sekitar 2013-2014, Rusli memutuskan sudah waktunya otak miliknya “dicuci” Terawan. Sebab, ia sering mengalami sakit kepala dan mudah lelah. Itu ia anggap pertanda untuk segera membenahi bagian vitalnya.
ADVERTISEMENT
“Setelah DSA itu, hasilnya ringan, sakit kepala hilang, capeknya juga. Terasa lebih muda lagi dari usia. Itu yang saya rasakan,” kata Rusli kepada kumparan via sambungan telepon, Selasa (3/4).
Tak hanya yang sudah dicuci otaknya, mereka yang belum pernah merasakan metode Terawan pun ikut membela. Sebagai contoh adalah mantan Ketua DPR RI Marzuki Alie.
“Dokter Terawan itu justru di luar negeri temuannya dipakai. Sangat terkenal di Jerman. Jadi ini memang agak aneh juga. Para ahli harus duduk sama-sama. Mana tahu itu memang penemuan yang sangat bermanfaat,” kata Marzuki. “Saya dirawat (Terawan), tetapi saya enggak brain wash.”
Tagar #SaveDokterTerawan pun menjaring pendukung di dunia maya. Mantan Ketua MK Mahfud MD ikut mentwitkan dukungannya.
ADVERTISEMENT
“Saya bukan dokter. Mungkin saja pemecatan dokter Terawan oleh IDI benar. Tetapi saya dan istri pernah berobat kepada dr. Terawan dan hasilnya terasa baik. Mudah-mudahan semua berakhir baik,” tulis Mahfud di akun Twitter-nya @mohmahfudmd. Amin.
Dukungan di dunia nyata tak kalah deras. Sehari setelah surat pemecatan sementara Terawan tersebar ke publik, anggota Komisi I DPR berbondong-bondong ke RSPAD Gatot Soebroto untuk memberikan dukungan moril.
Ketua Komisi I Abdul Haris mengatakan, pertemuan mereka terjadi karena adanya jalinan mitra antara Komisi I dengan RSPAD yang berada di bawah naungan Kementerian Pertahanan.
“Kalau kepalanya tiba-tiba dipecat begitu, ini down di bawah. Tentara yang sedang berjaga di perbatasan, tenaga medis yang menolong mereka di perbatasan, ini (menjadi) tanda tanya nih, ada apa sesungguhnya?” ujar Abdul kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Ya, ada apa sebetulnya? Atau pertanyaan yang lebih mungkin, bisa jadi adalah, “Siapa Dokter Terawan sesungguhnya?”
Sanggahan untuk Dokter Terawan (Foto: Putri Sarah A./kumparan)
------------------------
Ikuti terus perkara Geger Terawan di Liputan Khusus kumparan.