'Pasukan' Jilbab Merah di Demo Hari Buruh dan Spanduk Tak Pilih Jokowi

1 Mei 2018 12:06 WIB
Pasukan berjilbab diaksi unjuk rasa buruh. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pasukan berjilbab diaksi unjuk rasa buruh. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
ADVERTISEMENT
Mereka mencolok perhatian. Jilbab merah, seragam hitam, dan bergandengan tangan erat. Mereka bergerak bersamaan menuju kawasan Istana.
ADVERTISEMENT
Dari kawasan Patung Kuda, Selasa (1/5) massa pasukan jilbab hitam ini berjalan ke arah Istana sambil meneriakkan yel yel hidup buruh. Mereka juga membawa spanduk yang menolak memilih Jokowi di Pilpres mendatang.
Pasukan berjilbab diaksi unjuk rasa buruh. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pasukan berjilbab diaksi unjuk rasa buruh. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
"Kami dari FSPASI (Federasi serikat pekerja aneka sektor Indonesia). Dari jabodetabek," kata Nurmala, koordinator pasukan jilbab merah ini.
Menurut dia, ada sekitar 1.500 orang pasukan yang disebutnya Bapor ini. Ciri khas mereka memakai seragam merah.
"Kita kompak. Ciri khas kita sengaja memang merah. Artinya keberanian," beber dia.
Demo buruh menuju ke Istana Negara. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Demo buruh menuju ke Istana Negara. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
Lalu mengapa membawa spanduk tak memilih Jokowi?
"Jokowi tidak pro buruh, kemarin dia mensahkan tenaga kerja asing. Buruh makin diserang," tutup Nurmana.
Hingga pukul 12.00 WIB acara aksi buruh masih berlangsung. Mereka mengajukan berbagai macam tuntutan. Mulai dari perbaikan upah hingga menolak tenaga kerja asing. Massa buruh mulai bergerak ke Istana.
Demo buruh menuju ke Istana Negara. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Demo buruh menuju ke Istana Negara. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
ADVERTISEMENT