Paus Fransiskus Tiba di Myanmar, Dilarang Sebut Kata "Rohingya"

27 November 2017 15:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paus Francis tiba di Myanmar (Foto: Reuters/Max Rossi)
zoom-in-whitePerbesar
Paus Francis tiba di Myanmar (Foto: Reuters/Max Rossi)
ADVERTISEMENT
Paus Fransiskus tiba di Yangon pada Senin (27/11), untuk memulai kunjungannya di Myanmar. Kunjungan pertamanya ke negara itu selain dinanti umat Katolik Myanmar, juga dibayangi oleh penderitaan etnis minoritas Muslim Rohingya.
ADVERTISEMENT
Kedatangan Paus disambut ratusan ribu orang yang rela datang dari jauh untuk melihat pemimpin Katolik dunia itu. Rabu nanti, terdaftar lebih dari 150 ribu orang yang akan mengikuti Misa yang dipimpin Paus di Yangon.
Hanya ada sekitar 700 ribu umat Katolik dari 51 juga warga di Myanmar yang mayoritas Buddha. Ribuan dari mereka rela menempuh perjalanan berhari-hari demi menemui junjungannya tersebut.
"Saya berharap dia membawa perubahan politik," kata Tunan Lahtoi, 25, yang menghabiskan waktu dua hari perjalanan dengan kereta dari Kachin ke Yangon untuk melihat Paus.
Paus rencananya akan menemui panglima militer Jenderal Min Aung Hlaing dan Aung San Suu Kyi. Setelah dari Myanmar, rencananya Paus akan ke Bangladesh untuk menemui para pengungsi Rohingya.
Paus Francis tiba di Myanmar (Foto: Reuters/Max Rossi)
zoom-in-whitePerbesar
Paus Francis tiba di Myanmar (Foto: Reuters/Max Rossi)
Kunjungan Paus ke Myanmar menandai dibukanya hubungan diplomatik antara Myanmar dan Vatikan. Namun beberapa kalangan menganggap Paus datang di saat yang tidak tepat.
ADVERTISEMENT
Myanmar saat ini tengah jadi sorotan dunia akibat penderitaan Rohingya. Lebih dari 400 ribu warga Rohingya mengungsi ke Bangladesh -negara yang juga akan dikunjungi Paus- karena desa-desa mereka dibakar tentara.
Negara Barat dan PBB mengatakan Myanmar telah melakukan genosida alias pembersihan etnis terhadap Rohingya.
Hal ini yang kemudian menjadikan kunjungan Paus sangat rentan dan dia harus berhati-hati bicara. Sebelum datang ke Myanmar, para penasihat kepausan telah mengimbau agar Paus tidak menyebutkan kata "Rohingya".
Kata itu sangat sensitif dan tabu diucapkan karena Myanmar tidak mengakui Rohingya, menggantinya dengan kata "Muslim Rakhine". Semua pejabat asing yang datang ke Myanmar dilarang mengucapkan kata itu. Bahkan untuk organisasi sekelas ASEAN juga manut pada pemerintahan Aung San Suu Kyi, menghapus kata Rohingya.
Paus Francis tiba di Myanmar (Foto: Reuters/Max Rossi)
zoom-in-whitePerbesar
Paus Francis tiba di Myanmar (Foto: Reuters/Max Rossi)
"Kata itu sangat kontroversial, militer, pemerintah, dan masyarakat tidak menyebutkannya," kata Kardinal Myanmar, Charles Maung Bo, dalam wawancara dengan New York Times.
ADVERTISEMENT
Paus sendiri telah dua kali menyebut kata Rohingya, keduanya bernada simpatik. Dia mengecam "persekusi terhadap saudara-saudara kami Rohingya, yang disiksa dan dibunuh, hanya karena memegang keyakinan Muslim mereka."
Ditanya soal saran tersebut, juru bicara Vatikan Greg Burke mengatakan Paus menerimanya dan menganggapnya serius. Namun soal apakah Paus akan mengucapkannya atau tidak, Burke sendiri tidak tahu.
"Kita akan mengetahuinya selama kunjungan...itu bukan kata terlarang," kata Burke.
Vatikan khawatir, salah ucap Paus akan menyebabkan warga Katolik di Myanmar juga terancam bahaya.