Payung Hitam untuk RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

8 Desember 2018 11:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orasi Inayah Wahid di aksi dukungan pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Orasi Inayah Wahid di aksi dukungan pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Aksi para aktivis dan sekelompok perempuan yang mendesak RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS) semakin ramai. Selain membawa spanduk bertuliskan berbagai dorongan penyelesaian RUU PKS, mereka juga serentak membentangkan payung hitam saat longmarch menuju Silang Monas Barat.
Payung Hitam dikembangkan oleh Peserta Aksi Pendukung Pengesahan Kekerasan Seksual. (Foto: Reki Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Payung Hitam dikembangkan oleh Peserta Aksi Pendukung Pengesahan Kekerasan Seksual. (Foto: Reki Febrian/kumparan)
Bentangan payung ini merupakan simbol keprihatinan mereka atas minimnya perlindungan terhadap perempuan dari berbagai ancaman kekerasan. Sebab dengan molornya pengesahan RUU PKS, kekerasan terhadap perempuan sangat mungkin berulang.
ADVERTISEMENT
Putri bungsu presiden keempat RI Abdurrahman Wahid, Inayah Wahid, turut berorasi. Dia mendesak DPR untuk segera menyelesaikan RUU tersebut.
"Hari ini kalian semua para perempuan, laki laki, sudah menunjukkan keberanian. Dari suara kalian, kita bagi keberanian kalian kepada pemerintah, anggota dewan, untuk melindungi masyarakatnya terhadap kekerasan seksual," ujarnya di Silang Barat Monas,Jakarta Pusat, Sabtu (8/12).
Dinda Kanya Dewi turut dalam Aksi Mendesak RUU Penghapusan Kekerasan Seksual. (Foto: Reki Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dinda Kanya Dewi turut dalam Aksi Mendesak RUU Penghapusan Kekerasan Seksual. (Foto: Reki Febrian/kumparan)
Tak hanya aktivis dan masyarakat biasa yang turun ke jalan mendesak disahkannya RUU PKS. Tampak pula dua publik figur yang turut turun ke jalan menyatakan dukungannya terhadap gerakan ini.
Yang pertama adalah Dinda Kanya Dewi. Ia bahkan mengikuti aksi longmarch dari Sarinah hingga Silang Monas Barat. Dinda turut berbaur dengan peserta aksi sambil sesekali mengabadikan momen tersebut.
Dinda Kanya Dewi turut dalam Aksi Mendesak RUU Penghapusan Kekerasan Seksual. (Foto: Reki Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dinda Kanya Dewi turut dalam Aksi Mendesak RUU Penghapusan Kekerasan Seksual. (Foto: Reki Febrian/kumparan)
“Kalau saya pribadi tahu sejak 3 tahun, apalagi kawan-kawan yang sudah lama, katanya sejak 5 tahun. Ini bentuk dukungan saya kepada temen-temen yang berjuang,” ucap Dinda.
ADVERTISEMENT
Dinda menyadari, tahun depan pergantian parlemen akan terjadi. Maka dia dan para peserta aksi yang lain mendesak agar undang-undang yang dapat melindungi perempuan dari ancaman kekerasan fisik maupun psikis itu segera disahkan.
“Dari kalangan artis beberapa juga ada yang concern kok. Daripada lebih lama lagi maka kita desak supaya segera disahkan,” ucapnya.
Arie Kriting di Acara Aksi Mendesak Pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual. (Foto: Reki Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Arie Kriting di Acara Aksi Mendesak Pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual. (Foto: Reki Febrian/kumparan)
Stand up comedian Arie Kriting juga turut hadir di lokasi. Ia baru bergabung setelah peserta aksi tiba di Silang Monas Barat. Begitu tiba, dia langsung mengabadikan momen seraya melayani permintaan foto dari peserta aksi yang lain.
Dia turut membubuhkan tanda tangan di sebuah banner dukungan bersama dengan peserta aksi lainya. Arie menulis, “ Untuk Mace, Nona dan Ade. Segera sahkan itu RUU PKS” diikuti dengan bubuhan tanda tangannya.
ADVERTISEMENT