news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PBB Galau Menyikapi Matahari Kembar di Venezuela

31 Januari 2019 13:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Dua kepemimpinan di Venezuela tidak hanya membingungkan masyarakat dunia, tapi juga Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat. PBB galau menyikapi adanya matahari kembar di Venezuela yang dua-duanya mengaku pemimpin yang sah dan didukung banyak negara.
ADVERTISEMENT
Kegalauan ini muncul setelah Juan Guaido menyurati Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, tiga hari setelah dia mendeklarasikan diri Presiden Venezuela pekan lalu. Guaido adalah ketua parlemen Venezuela yang menyatakan pelantikan Nicolas Maduro sebagai presiden tidak sah karena pemilu cacat.
Dalam surat itu, Guaido yang mengaku sebagai presiden meminta bantuan PBB mengatasi krisis kemanusiaan di Venezuela. Tapi masalahnya, keanggotaan Venezuela di PBB dipegang oleh pemerintahan Maduro. PBB tidak bisa bertindak di Venezuela tanpa persetujuan Maduro.
Akhirnya, seperti dikutip dari Reuters, Guterres menjawab diplomatis tanpa terlihat memihak:
"PBB siap meningkatkan aktivitas di Venezuela dalam bantuan dan pembangunan kemanusiaan. Tapi untuk itu, PBB perlu persetujuan dan kerja sama dari pemerintah."
Presiden tandingan Venezuela Juan Guaido. (Foto: REUTERS/Carlos Garcia Rawlins)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden tandingan Venezuela Juan Guaido. (Foto: REUTERS/Carlos Garcia Rawlins)
Sebenarnya bisa saja Guaido diakui pemerintahannya di PBB asalkan mayoritas anggota mendukungnya melalui voting di Majelis Sidang Umum. Hal ini pernah terjadi pada September 2011 dalam penentuan pemerintahan yang sah di Libya, berakhir dengan pengakuan Dewan Transisi Nasional (NTC) di Tripoli.
ADVERTISEMENT
Tapi ketika itu NTC mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat, Rusia, China, dan negara-negara Eropa. Sementara untuk kasus Venezuela, keberpihakan negara-negara besar terpecah belah.
Kebanyakan negara Amerika Latin, Kanada, dan Eropa memang mengakui Guaido sebagai presiden Venezuela. Tapi Rusia, China, dan Turki memihak kepada Maduro.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro berbicara usai disumpah pada saat upacara pelantikan presiden di Caracas, Venezuela. (Foto: REUTERS / Carlos Garcia Rawlins)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Venezuela Nicolas Maduro berbicara usai disumpah pada saat upacara pelantikan presiden di Caracas, Venezuela. (Foto: REUTERS / Carlos Garcia Rawlins)
Baik di sisi Maduro dan Guaido ada negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang punya hak veto. Situasi semakin rumit. Dan Guterres lagi-lagi bersikap diplomatis dalam hal ini, dengan mengatakan bahwa dia menghargai "keputusan badan-badan antarpemerintahan, terutama Majelis Umum dan Dewan Keamanan."
Amerika bisa saja mengajukan voting pengakuan Guaido di PBB. Tapi rupanya pemerintah Donald Trump juga galau melakukannya, menyadari tidak sedikit yang menolak posisi mereka untuk Venezuela.
ADVERTISEMENT
"Saya yakin akan ada solusi yang tepat di waktu yang tepat dan kami akan mendukung itu. Solusi itu tidak hanya datang dari kami, tapi juga datang dari negara-negara lain yang sangat peduli pada rakyat Venezuela," kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo Sabtu lalu.