PBB Krisis Keuangan, Pegawai Terancam Tak Digaji
ADVERTISEMENT
Krisis keuangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kemungkinan besar akan berimbas pada pembayaran gaji para pegawainya.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, saat ini badan yang dipimpinnya tengah berhadapan dengan masa sulit.
"Ini adalah krisis keuangan terburuk yang dihadapi PBB dalam hampir satu dekade terakhir," sebut Guterres, seperti dikutip dari AFP, Rabu (9/10).
"PBB tengah menanggung risiko menipisnya cadangan likuiditas pada akhir bulan ini, dan dapat berdampak pada kegagalan pembayaran staf dan vendor," sambung dia.
Pada Senin (7/10) Guterres mengirim surat pada 37 ribu karyawan di kantor sekretariat PBB. Surat tersebut berisi keterangan situasi keuangan PBB yang mengalami defisit sebesar USD 230 juta atau setara Rp 3,2 triliun.
Sehari sesudahnya, Guterres mengumumkan akan akan mengambil inisiatif untuk memperbaiki kondisi keuangan, termasuk langkah-langkah penghematan.
Pria asal Portugal ini menekankan, inisiatif penghematan mesti diambil agar defisit tidak sampai bertambah besar.
ADVERTISEMENT
Menurut perhitungan yang dilakukan PBB, jika penghematan tak dilakukan maka defisit keuangan dapat mencapai angka USD 600 juta atau setara Rp 8,5 triliun.