PBNU Curiga Provokasi Pembakaran Bendera Tauhid Dirancang Sistematis

24 Oktober 2018 20:49 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen PBNU Helmy Faisal Zaini. (Foto: Moh. Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PBNU Helmy Faisal Zaini. (Foto: Moh. Fajri/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini menyebut provokasi terhadap oknum Banser terbilang sisematis. Pasalnya, Tim Pencari Fakta (TPF) PBNU menemukan kejanggalan sebelum kejadian pembakaran itu.
ADVERTISEMENT
Menurut Helmy, sebelum perhelatan Hari Santri Nasional (HSN) digelar sebuah truk berisi sejumlah bendera bertuliskan tauhid terpakir di dekat lokasi.
"Di situ kan ada bendera satu truk yang dikirim lalu terjadilah provokasi, satu truk itu ada yang sudah dikibarkan dan sebagian lagi mau dibagikan," kata Helmy di PBNU, Rabu (24/10).
Sementara itu, Helmy menjelaskan sebelum pembakaran terjadi seluruh anggota Banser dan Ansor telah mendapat pengarahan untuk mengamankan bendera HTI kepada aparat jika ditemukan.
"Sebelum dimulai peringatan hari santri, teman-teman Ansor di mana-di mana buat protap, jika menemukan ini harus gimana, saya menerima itu pas tanggal 16 Oktober, prosedur penanganan masalah itu sudah dikeluarkan oleh Ansor sejak tanggal 16 Oktober," terangnya.
ADVERTISEMENT
"Nah di Garut ini anggota Banser menjadi korban dari infilterasi dan penyusupan dan provokasi sehingga melakukan aksi pembakaran. Menimbulkan ramailah," ungkapnya.
Akibat kejadian itu, sejumlah kecaman dan komentar negatif berdatangan kepada badan otonom NU itu. Bahkan, muncul petisi online untuk mendukung pembubaran Banser. Milihat hal itu, Helmy menganggap polemik ini ditunggangi oleh kepentingan politik. Terlebih, saat ini tengah memasuki masa kampanye Pilpres 2019.
"Karena (pengisi petisi online) ahistoris. Itu yang saya bilang politik di situ. Kesalahan satu orang tidak bisa ditimpakan kepada masalah organisasi atau hal lain," ungkapnya.