PBNU dan Muhammadiyah Sepakat Jaga RI dari Masuknya Paham Khilafah

31 Oktober 2018 23:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua PBNU Said Agil Siradj (kiri) dan Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir (kanan) dalam pertemuan silaturahmi di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (31/10/2018). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua PBNU Said Agil Siradj (kiri) dan Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir (kanan) dalam pertemuan silaturahmi di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (31/10/2018). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) dan PP Muhammadiyah sepakat menangkal paham khilafah yang tidak sesuai dengan ideologi Pancasila. Ketua Umum PBNU Said Aqil memprediksi tahun 2024 paham khilafah masuk ke Asia Tenggara, namun ia tak merinci detail hal tersebut.
ADVERTISEMENT
"Saya baca kalau enggak salah ada rencana tahun 2024 harus ada khilafah di (Asia Tenggara), ini termasuk Indonesia. Mudah-mudahan mimpi ini tak terjadi lagi berkat adanya NU dan Muhammadiyah menjaga civil society, konstitusi dulu, sekarang dan seterusnya," kata Said usai bertemu dengan PP Muhammadiyah di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Rabu (31/10).
Said merasa belakangan ini ada beberapa masyarakat, khususnya umat Muslim, yang wataknya berubah menjadi radikal. Padahal ia menyebut hal itu tak sesuai dengan kepribadian umat Islam Indonesia.
"Belakangan ini, kita rasakan ada suatu yang aneh. Ada suatu yang asing dari luar, jadi sebagian di antara saudara kita jadi beringas, radikal keras. Ini sama sekali tak tunjukkan kepribadian watak umat Islam Indonesia," kata Said.
Silaturahmi PBNU dan Muhammadiyah (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Silaturahmi PBNU dan Muhammadiyah (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
Said khawatir jika dibiarkan akan terjadi disintegrasi, bahkan ancaman perang saudara. Oleh karena itu, NU dan Muhammadiyah berkomitmen untuk besama menghindarkan hal tersebut dan menjaga persaudaraan serta persatuan bangsa.
ADVERTISEMENT
Terlebih, ia mengatakan umat Islam di Indonesia memiliki kepribadian yang baik dan ramah. Bahkan keramahan umat islam di Indonesia diakui di semua negara, termasuk negara-negara Timur Tengah. Said berharap masyarakat umat Islam di Indonesia mampu menjaga sikap itu dengan baik.
"Mari kita jaga. Kita berada di pintu gerbang paling timur Islam. Kalau tak tunjukkan budaya kita, akhlak kita akan diganggu oleh yang tak senang dengan kita. Nilai martabat bangsa adalah budaya, kalau hancur pasti bangsa itu akan hancur," ujarnya.