PBNU soal Agama dan Nasionalisme: Dua Kutub yang Tak Berseberangan

30 Mei 2018 20:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi Forum Merdeka Barat 9  (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi Forum Merdeka Barat 9 (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyatakan tidak ada pertentangan antara nasionalisme dan Islam. Wakil sekjen PBNU Sulthonul Huda menerangkan keduanya malah saling menguatkan untuk kemajuan bangsa.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Sulthonul di acara diskusi Forum Merdekat Barat bertema 'Merawat Keberagaman Menangkal Terorisme dan Radikalisme' di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Jakarta, Rabu (30/5).
"NU berdiri karena Indonesia, seperti disinyalir oleh pendiri NU KH Hasyim Asy'ari yang menyatakan agama dan nasionalisme adalah dua kutub yang tidak berseberangan. Nasionalisme adalah bagian agama, dan keduanya saling menguatkan," kata Sulthonul.
Lebih lanjut, dia menjelaskan paham radikalisme banyak berkembang di Timur Tengah. Sebab, ia mengatakan, sebagian negara di Timur Tengah dibentuk atas kepentingan negara imperialis.
"Negara-negara Islam di Timur Tengah dibentuk dari kepentingan negara-negara imperialis Barat, seperti Inggris dan Prancis," ujarnya.
Kondisi tersebut berbeda dengan sejarah kemerdekaan Indonesia yang sama-sama berjuang membebaskan diri dari penjajahan. "Berbeda dengan pembentukan negara Indonesia, di mana kelompok Islam dan nasionalis berjuang membebaskan diri dari penjajahan kolonial Barat," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, sudah seharusnya kekompakan tersebut dijaga. Terlebih Indonesia memang merupakan negara yang kaya akan keberagaman.