PDIP Berharap Panglima TNI dan KSAD Tak Terprovokasi Sindiran Gatot

21 September 2018 7:33 WIB
Andreas Hugo Parera (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Andreas Hugo Parera (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berharap Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Mulyono tidak terpengaruh dengan pernyataan mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo soal nonton bersama film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI.
ADVERTISEMENT
Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira tidak mempermasalahkan jika ada pihak tertentu yang ingin kembali menonton film tersebut. Hanya saja, dia merasa mobilisasi massa untuk menggelar acara nonton bersama film yang disutradarai Arifin C. Noer tidak perlu dilakukan TNI.
"Kalau Panglima dan KSAD harus memobilisasi prajuridnya untuk menonton film G30S PKI, rasanya berlebihan. Panglima dan KSAD tidak perlu terprovokasi dengan ungkapan-ungkapan Pak GN (Gatot)," kata Andreas, Jumat (21/9).
Menurut Andreas, dalam era demokrasi yang terbuka, tidak perlu lagi ada perintah untuk menonton film tertentu. Perintah itu malah dianggap menunjukkan penyuruhnya masih belum lepas dari era otoritarianisme.
"Mereka yang berpikir untuk memaksa, sebenarnya bukti pribadi yang bersangkutan masih ada dalam keterkungkungan alam otoritarianisme," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sindiran untuk Panglima TNI dan KSAD disampaikan Gatot melalui akun Instagram resminya. Dia mempertanyakan tidak adanya perintah untuk kembali menggelar nonton bersama film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI seperti saat masanya memimpin TNI.
"Kalau KSAD tidak berani memerintahkan nonton bareng film G-30S/PKI, bagaimana mau mimpin prajurit pemberani dan jagoan-jagoan seperti Kostrad, Kopassus, dan semua prajurit TNI AD. Kok KSAD-nya penakut. Ya sudah pantas lepas pangkat," kata Gatot di akun instagram resmi miliknya @nurmantyo_gatot yang terverifikasi, Kamis (20/9).