PDIP: Isu Politik Identitas Jadi Bumerang usai Ma'ruf Dampingi Jokowi

20 Agustus 2018 13:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres Jokowi dan Cawapres Ma'ruf Amin melambaikan tangan seusai mendaftarkan diri di gedung KPU, Jakarta, Jumat (10/8/2018).  (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
zoom-in-whitePerbesar
Capres Jokowi dan Cawapres Ma'ruf Amin melambaikan tangan seusai mendaftarkan diri di gedung KPU, Jakarta, Jumat (10/8/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
ADVERTISEMENT
Ketua DPP PDIP Andreas Pareira menjelaskan alasan Joko Widodo memilih Ma'ruf Amin sebagai cawapresnya dalam Pilpres 2019. Menurutnya, Ma'ruf merupakan jawaban tepat terhadap politik identitas yang seringkali menyerang Jokowi.
ADVERTISEMENT
"Terlepas dari soal selera. Tapi ini bisa menjawab perubahan yang terjadi bahwa politik identitas terjawab di kubu Jokowi. Pak Ma'ruf bisa menjawab politik identitas," kata Andreas dalam diskusi politik CSIS bertema 'Lanskap Politik Nasional Pasca Pengumuman Capres-Cawapres: Strategi, Tantangan, dan Peluang Elektoral di Pemilu 2019 di Jalan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (20/8).
Menurut Andreas, terpilihnya Ma'ruf sebagai cawapres dinilai dapat meredam isu politik identitas. Apabila isu politik identitas tetap dibahas, Andreas memprediksi hal itu justru akan menjadi bumerang bagi pihak lawan karena kini Jokowi sudah menggandeng Ma'ruf Amin.
"Sementara selamat tinggal politik identitas. Siapa yang bahas politik identitas jadi bumerang, artinya kubu Prabowo kehilangan isu. Kehilangan isu untuk bicara politik identitas," kata dia.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, PDIP mengajak seluruh pihak untuk saling beradu gagasan dengan program yang menyentuh masyarakat di Pilpres 2019. Misalnya, soal janji-janji kampanye Jokowi yang belum terpenuhi.
"Yang juga penting variabel proses pememrintahan, saya selalu perhatikan kubunya Gerindra selalu bicara soal janji-janji yang belum terpenuhi. Lebih baik kita bicara di wilayah ini," ujarnya Andreas.
Andreas Hugo Parera (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Andreas Hugo Parera (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
Apalagi, kata Andreas, selama ini Jokowi dapat menjawab kritik dari Prabowo dengan jelas dan terbuka. Sehingga ia menilai, pertarungan akan lebih sehat apabila tidak bermain politik identitas untuk menarik suara masyarakat.
"Dalam arti posisi koalisi Pak Jokowi adalah defensif, menjawab kritik-kritik dari Kubu Pak Prabowo. Di sini wilayah pertarungan yang menarik dan jauh lebih sehat daripada politik identitas," tutupnya.
ADVERTISEMENT