PDIP Jawab Prabowo: Infrastruktur Dibuat Agar RI Jadi Negara Industri

23 September 2018 6:07 WIB
Eva Sundari Lembang 9, di Kantor Wapres (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Eva Sundari Lembang 9, di Kantor Wapres (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Capres Prabowo Subianto menyebut pemerintah Jokowi-JK terlalu menggembar-gemborkan pembangunan infrastruktur dalam negeri. Ketua DPP PDIP Eva Sundari mengatakan pembangunan infrastruktur yang dilakukan Jokowi saat ini adalah salah satu bagian dari perjalanan Indonesia menjadi negara industri.
ADVERTISEMENT
Eva menyebut, untuk menjadi negara industri Indonesia harus membangun infrastruktur hingga kedaulatan energi dengan baik. Ia mengatakan, kedua hal itu bisa dilanjutkan apabila Jokowi kembali terpilih di Pilpres 2019.
"Perjalanan menjadi negara industri itu dimulai dengan infrastruktur yang bagus dan kedaulatan energi. Jokowi sudah membuat langkah besar karena keduanya tidak diwariskan tetapi diciptakan di periode 2, Keduanya adalah syarat," kata Eva kepada kumparan, Sabtu (22/9).
Eva mengatakan, pembangunan infrastruktur selama pemerintahan Jokowi-JK telah membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat. Capaian ini menurutnya lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi negara-negara lain yang sedang melambat.
"Artinya, tidak percuma karena infrastruktur sudah menunjukkan kontribusinya bagi pertumbuhan ekonomi yaitu mobilitas economic resources (barang, jasa, modal) selama 5 tahun ini yaitu 5% di saat negara-negara lain tak bisa tumbuh setinggi Indonesia," ujar Eva.
ADVERTISEMENT
"Yang gampang (contohnya) lebaran lancar, semua pemudik senang, rakyat Papua juga gembira karena aktifitas ekonomi menjadi mudah, enggak ada ceritanya ujuk-ujuk (tiba-tiba) menjadi negara industri dengan (tanpa) melewati syarat-syaratnya," jelasnya.
Anggota DPR RI Komisi III, Masinton Pasaribu. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anggota DPR RI Komisi III, Masinton Pasaribu. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Terpisah, politisi PDIP Masinton Pasaribu mengatakan, pembangunan infrastruktur di Indonesia seharusnya sudah rampung 20 tahun lalu. Masinton juga menjawab pernyataan Prabowo yang menyebut Indonesia saat ini didominasi banyak produk asing terutama mobil.
"Berkaitan dengan mobil umpamanya, itu kan harusnya sudah selesai dari 20 tahun yang lalu. Jadi, apa yang disampaikan Prabowo sesungguhnya adalah dia menutup mata atas kegagalan masa lalu yang gembar-gembor melakukan pembangunan, tapi yang terjadi adalah penjarahan terhadap kekayaan republik, baik itu tambang, juga, tambang (itu) kekayaan alam ya, dan juga utang luar negeri yang dikorupsi," kata Masinton.
ADVERTISEMENT
"Harusnya kita sekarang sudah tinggal landas ini harusnya. Pada masa 20 tahun lalu sudah diselesaikan pembangunannya kan begitu," ujar Masinton.
Sebelumnya Prabowo mengatakan, infrastruktur memang sangat dibutuhkan oleh Indonesia, terutama ketika produksi dalam negeri sudah kuat sehingga membutuhkan infrastruktur untuk menyalurkan produksi tersebut ke pasar dalam negeri dan pasar asing. Namun jika pada akhirnya infrastruktur tersebut membuat pasar dalam negeri dibanjiri produk asing, maka sama saja membuat daya saing Indonesia melemah.
"Jadi pemerintah yang berpihak kepada bangsa sendiri tidak hanya memikirkan infrastuktur, tapi produksi dalam negeri harus dipikirkan. Untuk apa kereta api bagus, jalan tol bagus, kalau mobil dan truk di jalan tol semua produk asing?" kata Prabowo dalam acara bedah buku 'Paradoks Indonesia' di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Sabtu (22/9).
ADVERTISEMENT