PDIP Minta KPU Ubah Format Jelang Debat Pilpres

15 Maret 2019 5:42 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Fraksi PDIP, Eriko Sotarduga dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk 'Menakar Efektivitas Debat Capres dalam Meraih Suara' di gedung parlemen DPR RI, Jakarta. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Fraksi PDIP, Eriko Sotarduga dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk 'Menakar Efektivitas Debat Capres dalam Meraih Suara' di gedung parlemen DPR RI, Jakarta. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Eriko Sotarduga menyarankan, format baru untuk Debat Pilpres. Menurutnya, KPU harus memberikan keleluasaan kepada peserta debat untuk menyampaikan ide dan gagasannya.
ADVERTISEMENT
"Perbaikan format debat belum telat. KPU harus terbuka kepada para calon, tidak perlu diatur dengan membuat kisi-kisi karena Debat Pilpres bukan cerdas cermat," kata Eriko dalam diskusi bertajuk Menakar Efektivitas Debat Capres dalam Meraih Suara, di Kompleks Parlemen, Kamis (14/3.
Menurut pria yang juga menjabat sebagai Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf itu, masyarakat ingin mengetahui luar dan dalam terkait ide dan gagasan para calon. Selain itu, masyarakat juga ingin mengetahui ide dan gagasan para calon.
"Hal seperti ini yang penting harus dilihat masyarakat terkait kualitas pemimpin kalau nanti ada yang sangat krusial, apa tindakannya," ucapnya Eriko.
Eriko menambahkan, KPU seharusnya membiarkan masyarakat untuk bertanya. Nantinya, ia melanjutkan, pertanyaan yang ditampung KPU dari masyarakat akan dipilih berdasarkan kualitas dan regulasi yang berlaku.
Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah bersama Anggota Fraksi PDIP, Eriko Sotarduga dan Pengamat Politik CSIS, Arya Fernandes di gedung parlemen DPR RI, Jakarta. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Di lain pihak, pengamat politik dari Center For Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandez mengatakan, ekspektasi masyarakat menonton debat pertama dan kedua sangat tinggi. Angkanya mencapai 50-55 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Namun, ia menyayangkan Debat Pilpres pertama dan kedua tidak diisi dengan kualitas. Dasarnya, survei yang dilakukan pihaknya mengungkap bahwa debat tersebut tak begitu mempengaruhi pilihan para pemegang hak suara.
"Idealnya debat menjadi referensi utama untuk pemilih mantap memilih karena masyarakat berharap pada kandidat dan tim sukses memiliki konsen yang sama untuk kualitas debat" tutur Arya.
Debat Pilpres sendiri akan kembali digulir pada Minggu (17/3). Peserta dalam debat kali ini hanya kedua cawapres, yakni Ma'ruf Amin dari nomor urut 01 dan Sandiaga Uno dari nomor urut 02.