PDIP: Prabowo Ingin Temui Mega Sejak Asian Games, Kangen Masakannya

24 Juli 2019 10:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Megawati dan Prabowo saat Pilpres 2009 Foto: AFP/Romeo Gacad
zoom-in-whitePerbesar
Megawati dan Prabowo saat Pilpres 2009 Foto: AFP/Romeo Gacad
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akan bertemu Prabowo Subianto di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umur, Jakarta Pusat, Rabu (24/7) pukul 12.00 WIB. Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, mengungkapkan, Prabowo sebelumnya memang berniat mengajak Megawati untuk kembali bertemu setelah pertemuan awal di momen perlombaan Pencak Silat Asian Games 2018.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita lihat selama masa kampanye, pada saat Asian Games, itu 'kan Bu Mega bertemu dengan Pak Prabowo, dan bergabung [dengan] Pak Jokowi. Sejak saat itu sebetulnya Pak Prabowo sudah kangen sama masakan Bu Megawati Soekarnoputri," kata Hasto di lokasi.
Hasto menuturkan, Megawati telah menyiapkan sajian makan siang spesial untuk Prabowo. Namun, dia enggan membocorkan menu makanan apa saja yang disiapkan untuk eks Danjen Kopassus itu.
"Masakannya nanti kami informasikan. Tapi dari bawangnya saja, tadi bawang putihnya saja Ibu Mega yang memilih secara khusus," ujarnya.
Hasto menegaskan Jokowi tidak akan ikut dalam pertemuan ini. Pertemuan itu hanya akan melibatkan dua tokoh bangsa yang sempat berpasangan dalam Pilpres 2009 itu.
ADVERTISEMENT
"Pertemuan nanti hanya Bu Megawati Soekarnoputri dengan Pak Prabowo," kata dia.
Hasto mengatakan, pertemuan keduanya akan membahas pembangunan negeri yang sesuai dengan Pancasila. Selain itu, keduanya juga akan membahas sejumlah agenda strategis untuk pembangunan bangsa.
"Dengan diplomasi makan siang itu 'kan segala sesuatu menjadi lebih ringan untuk kita membahas tentang bangsa dan negara. Apapun ideologi kita Pancasila, intisarinya gotong royong," kata Hasto.
"Diperlukan upaya bersama-sama, apapun pilihan politiknya untuk membangun negeri ini, agar demokrasi semakin mampu membawa kesejahteraan, keadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Tentu saja karena pertemuan di antara pemimpin yang dibahas adalah agenda untuk bangsa dan negara ke depan," tutup Hasto.